Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 29/08/2013, 22:12 WIB
|
EditorTjatur Wiharyo
JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari, Tamansari, Jakarta Barat kini berubah menjadi kawasan hiburan malam, kos-kosan, dan bisnis pijat. Namun Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo belum berencana untuk mengembalikan fungsi THR Lokasari seperti semula. Sebab, belum ada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dianggap mampu menanganinya

Selain itu, pria yang akrab disapa Jokowi itu mengaku masih banyak masalah yang lebih diprioritaskan, seperti normalisasi waduk dan pedagang kaki lima (PKL). "Masih banyak yang saya prioritaskan, yang harus saya kejar," kata Jokowi, saat menemani warga Waduk Ria Rio meninjau Rusunawa Pinus Elok, Jakarta Timur, Kamis (29/8).

Jokowi pun mengaku akan mengecek ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi. Sehingga dirinya bisa mengambil keputusan terhadap masalah yang ada. "Nanti saya cek lapangan. Kalau ada seperti itu. Tapi saya masih banyak prioritas," ujarnya.

Menurut Jokowi, saat ini belum ada BUMD yang akan ditunjuk untuk mengelola THR Lokasari. Sehingga masih akan dikaji lebih dalam lagi mengenai penanganannya. "Belum ada BUMD yang bisa mengurusinya untuk Lokasari," katanya.

Kepala Badan Pengelola THR Lokasari, Raya Siahaan mengaku Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang disetorkan selama ini memang kecil bila dibandingkan dengan BUMD DKI lainnya. Pasalnya, aset lahan milik Pemprov DKI  di kawasan Lokasari hanya seluas 2,4 hektar.

"Aset lahan milik Pemprov DKI digunakan untuk gedung olahraga, kantor kelurahan, kantor damkar, kantor BP Lokasari, Usaha Kecil Menengah sebanyak 17 unit dan 35 ruko yang dikerjasamakan kepada pihak kedua, fasilitas umum jalan parkir. Jadi wajar saja bila PAD kita sedikit," ujar Raya.

Ia menjelaskan, penetapan Lokasari sebagai THR, berdasarkan SK Gubernur DKI Nomor 3931 tahun 1984 yang saat itu dijabat oleh Suprapto. "Perjanjian pembangunan dimulai tahun 1985. Tapi, peruntukan lokasari saat ini sudah berbeda. Kor-nya sudah berubah menjadi bisnis," jelasnya.

Raya mengungkapkan, mayoritas lahan di areal THR Lokasari saat ini dimiliki pihak lain di antaranya bank, hotel, dan restoran.

"Sebagian besar lahan Lokasari dimiliki oleh PT Gemini Sinar Perkasa dengan sertifikat Hak Penggunaan Lahan (HPL) dan Hak Guna Bangunan (HGB). Kami hanya bisa menyetorkan pajak saja," ungkapnya.

Menjawab tudingan Lokasari sebagai tempat tinggal wanita malam, Raya menegaskan, pihaknya sekadar menyediakan satu unit ruko berisi 15 unit kos. Ruko tersebut sengaja diperuntukan bagi pegawai yang bekerja di hotel yang ada di kawasan THR Lokasari.

"Kami hanya punya satu gedung. Kalau ada yang lain, itu bukan punya kita. Sekarang kalau kamu punya ruko dijadikan kos-kosan, masa sih dilarang," tegasnya.

Ia mengungkapkan, masih ada lahan kosong sekitar 1,5 hektar di sebelah gedung olahraga di kawasan THR Lokasari. "Pemprov DKI bisa menggunakan lahan ini  untuk membangun rusun atau bisa juga penampungan pedagang kaki lima," tuturnya.

Seperti diketahui, saat ini THR Lokasari telah berubah fungsi, dari taman hiburan menjadi kos-kosan dan bisnis pijat plus-plus. Salah satu aset milik Pemprov DKI Jakarta ini hanya menyumbang PAD yang kecil. Dengan berbagai bisnis pusat hiburan malam, griya pijat, dan lainnya, THR Lokasari diharapkan mampu menggenjot pendapatan hingga Rp 700 juta hingga RP 1 miliar per tahun.

Namun berdasarkan data dari Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) DKI Jakarta, THR Lokasari hanya menyumbang PAD sebesar Rp 448 juta pada 2012, meningkat sedikit dibandingkan 2011 yang hanya Rp 381 juta, dan 2010 yang hanya 340 juta. Penerimaan ini merupakan jumlah yang paling kecil jika dibandingkan BUMD lain yang PAD-nya mencapai miliaran rupiah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pelat Nomor Fortuner yang Senggol Polisi Terungkap, Terdaftar Milik Warga Jaktim, Pajaknya Sempat Mati 3 Tahun

Pelat Nomor Fortuner yang Senggol Polisi Terungkap, Terdaftar Milik Warga Jaktim, Pajaknya Sempat Mati 3 Tahun

Megapolitan
'Diseruduk' Sopir Fortuner di Rawa Buaya, Polisi: Saya Ditunjuk-tunjuk dan Dimaki

"Diseruduk" Sopir Fortuner di Rawa Buaya, Polisi: Saya Ditunjuk-tunjuk dan Dimaki

Megapolitan
Enam Wilayah di Jakarta Selatan Ini Rawan Tindak Kejahatan

Enam Wilayah di Jakarta Selatan Ini Rawan Tindak Kejahatan

Megapolitan
Ancol Gratiskan Tiket Masuk Selama Ramadhan 2023, Simak Jadwal, Link, dan Syaratnya

Ancol Gratiskan Tiket Masuk Selama Ramadhan 2023, Simak Jadwal, Link, dan Syaratnya

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pengendara Fortuner 'Seruduk' Polisi | Polisi Gerebek Gudang Pakaian Bekas Impor Ilegal di Pasar Senen

[POPULER JABODETABEK] Pengendara Fortuner "Seruduk" Polisi | Polisi Gerebek Gudang Pakaian Bekas Impor Ilegal di Pasar Senen

Megapolitan
Diserbu Peminat, Mukena 'Lesti Kejora' Paling Banyak Dicari di Pasar Tanah Abang

Diserbu Peminat, Mukena "Lesti Kejora" Paling Banyak Dicari di Pasar Tanah Abang

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Lampung 2023

Tarif Tol Jakarta-Lampung 2023

Megapolitan
Gudang Sembako Terbakar di Pasar Induk Cipinang, Kerugian Capai Rp 1,5 Miliar

Gudang Sembako Terbakar di Pasar Induk Cipinang, Kerugian Capai Rp 1,5 Miliar

Megapolitan
Suami Pembunuh Istri Siri Sempat Tanyakan soal Kekasih Gelap Sebelum Tusuk Korban

Suami Pembunuh Istri Siri Sempat Tanyakan soal Kekasih Gelap Sebelum Tusuk Korban

Megapolitan
Fakta Baru Kasus Suami Bunuh Istri di Makasar Jaktim, Korban Ditusuk 19 Kali Usai Berhubungan Badan

Fakta Baru Kasus Suami Bunuh Istri di Makasar Jaktim, Korban Ditusuk 19 Kali Usai Berhubungan Badan

Megapolitan
Heru Budi Kosongkan Jabatan Kadinkes Saat Hendak Atasi Stunting, Ini Alasannya

Heru Budi Kosongkan Jabatan Kadinkes Saat Hendak Atasi Stunting, Ini Alasannya

Megapolitan
Cerita Polisi 'Diseruduk' Fortuner di Rawa Buaya, Sopir Sudah Ditegur tapi...

Cerita Polisi "Diseruduk" Fortuner di Rawa Buaya, Sopir Sudah Ditegur tapi...

Megapolitan
Api Kembali Berkobar di Gudang Beras Pasar Cipinang Selasa Malam, Damkar Sampai Jebol Tembok

Api Kembali Berkobar di Gudang Beras Pasar Cipinang Selasa Malam, Damkar Sampai Jebol Tembok

Megapolitan
Cara Daftar Mudik Gratis Pemprov DKI Jakarta 2023

Cara Daftar Mudik Gratis Pemprov DKI Jakarta 2023

Megapolitan
DPW IKAPPI: Pemerintah Perlu Melihat Pedagang Pakaian Bekas Impor sebagai Kawan

DPW IKAPPI: Pemerintah Perlu Melihat Pedagang Pakaian Bekas Impor sebagai Kawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke