Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Prabowo Tinggi Dibanding Jokowi, Apa Kata Basuki...

Kompas.com - 06/09/2013, 14:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
  Indonesia Network Election Survey (INES) merilis hasil survei yang menyebut elektabilitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, jauh mengungguli Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden paling potensial di Pilpres 2014.

Menanggapi hasil survei tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama  justru meragukannya.

"Surveinya ini, bilang kalau Pak Jokowi enggak laku, dan Pak Prabowo yang laku katanya. Jangan-jangan ini (surveinya) Gerindra lagi," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (6/9/2013).

Basuki punya alasan meragukan hasil survei itu. Menurutnya, sejumlah survei telah dirilis sebelumnya, dari kebanyak hasil itu, justru Jokowi lah yang mengungguli tokoh nasional lainnya untuk bersaing menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Ketika kemudian INES merilis hasil survei dengan hasil yang berbeda, ia malah jadi bingung.  "Ha...ha...ha, makanya, di hampir semua survei, Pak Jokowi nomor satu. Tiba-tiba ada survei INES, Pak Prabowo jadi nomor satu. Bingung aku," katanya.

Berdasarkan hasil survei INES yang dipaparkan Direktur Executive INES Irwan Suhanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (5/9/2013) kemarin, elektabilitas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 sangat kuat di atas Jokowi.

Dari hasil survei yang dilangsungkan pada 16 Agustus-30 Agustus, elektabilitas Prabowo mencapai 34,6 persen sementara Jokowi hanya 21,4 persen. Data survei itu, kata Irwan, diambil dari sampel sebanyak 8.280 orang di 33 Provinsi. Penarikan sampel menggunakan stratified random sampling atas dasar provinsi, proporsi desa/kota, penghasilan dan jenis kelamin.Margin of error hasil survei itu disebut hanya 1,1 persen.

Berikut elektabilitas tokoh-tokoh nasional berdasarkan hasil survei INES:

1. Prabowo Subianto (34,6 persen)

2. Jokowi (21,4 persen)

3. Megawati Soekarnoputri (9,2 persen)

4. Hatta Rajasa (7,6 persen)

5. Aburizal Bakrie (7,2 persen)

6. Wiranto (5,1 persen)

7. Dahlan Iskan (3,1 persen)

8. Jusuf Kalla (2,5 persen)

9. Ani Yudhoyono (1,9 persen)

10. Pramono Edhie Wibowo (1,8 persen)

11. Puan Maharani (1,1 persen)

12. Basuki Tjahaja Purnama (1,1 persen)

13. Sultan Hamengkubuwono X (1,1 persen)

14. Mahfud MD (0,5 persen)

15. Din Syamsuddin (0,4 persen)

16. Jumhur Hidayat (0,3 persen)

17. Priyo Budi Santoso (0,2 persen)

18. Surya Paloh (0,2 persen)

19. Sri Mulyani (0,2 persen)

20. Sutiyoso (0,1 persen)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com