Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Banjir, Jokowi Tak Mau Cuma Berwacana

Kompas.com - 11/10/2013, 16:31 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Gubernur DKI Joko Widodo menegaskan, dia enggan melontarkan banyak wacana soal upaya antisipasi banjir di Jakarta. Jokowi, panggilan akrabnya, mengaku hanya mau melaksanakan pekerjaan yang konkret.

Pernyataan Jokowi ini terkait kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyambut musim hujan di Jakarta. "Intinya, kita ingin ada sebuah rencana konkret di lapangan, enggak cuma wacana. Kita akan siapkan benar skenario lapangan kayak gimana," ujarnya.

Setidaknya, lanjut Jokowi, Pemprov DKI serta BNPB telah menyiapkan dua skenario antisipasi efek negatif musim hujan yang diprediksi di mulai Oktober 2013 hingga Maret 2014. Pertama, menyiapkan hal-hal bagi situasi tanggap darurat banjir, mulai dari kesiapan logistik, jumlah perahu, kesiapan jalur evakuasi, dan lainya.

Desain tanggap darurat banjir tersebut kemudian disebar ke kecamatan dan kelurahan yang tiap tahun selalu dilanda banjir. Para petugas kecamatan dan kelurahan menjadikan skenario itu sebagai panduan jika banjir melanda sewaktu-waktu.

"Jangan sampai, misalnya banjir, enggak tahu jalur evakuasinya, perahunya enggak tahu ada berapa atau malah kekurangan. Itu harus disiapkan dengan terperinci supaya tepat sasaran," ujarnya.

Yang kedua, Pemprov DKI dan BNPB pun akan melaksanakan modifikasi cuaca, yakni dengan menaburkan garam di udara. Fungsinya ialah agar membuat hujan turun lebih cepat atau juga dapat membagi curah hujan dengan daerah lain yang kekeringan.

Modifikasi cuaca tersebut, lanjut Jokowi, ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI, yakni sebesar Rp 18 miliar. Adapun pelaksanannya diserahkan ke BNPB, sedangkan Pemprov DKI hanya pengawasan.

"Mereka kan yang berpengalamanlah," ujarnya.

Jokowi yakin sejumlah skenario menyambut musim hujan tersebut dapat berjalan maksimal. Terlebih lagi, curah hujan tertinggi diprediksi bakal terjadi Januari hingga Maret 2014 mendatang dan situasinya tak sebesar awal 2013 yang lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com