Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Saya Fokus pada Kebutuhan Dasar

Kompas.com - 14/10/2013, 10:07 WIB

Kita sulit membeli bus dalam jumlah besar. Dari rencana pembelian 1.000 unit bus sedang, baru sekitar 300 unit yang bisa dipenuhi produsen dalam negeri ataupun luar negeri. Kondisi yang sama menimpa upaya penambahan dan perbaikan unit bus transjakarta.

Di sisi lain, anggaran yang diajukan pemerintah tidak semua diloloskan (DPRD). Belum lagi mekanisme birokrasi yang belum mendukung sepenuhnya, seperti rangkaian proses lelang yang panjang dan lainnya.

Namun, tahun depan (2014) akan ada sejumlah terobosan untuk mengatasi hambatan itu. Targetnya, dalam dua tahun ke depan (2015), pengadaan 6.000 unit bus sedang baru untuk angkutan umum reguler dan 1.800 unit bus transjakarta baru sudah melaju di jalanan melayani masyarakat. Jumlah itu menambah unit eksisting yang masih layak beroperasi.

Bagaimana dengan penanganan banjir?

Kita terus berupaya mengatasinya meski tidak semua langkah ada dalam kewenangan gubernur. Normalisasi 13 sungai besar, misalnya, kewenangannya ada di Kementerian Pekerjaan Umum dan anggarannya juga dari APBN. Jakarta hanya kebagian sungai kecil dan selokan.

Namun, normalisasi itu kini sudah dimulai di empat sungai, Sungai Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Masalahnya, ada ganjalan nonteknis seperti pembebasan lahan karena di kanan kiri sungai adalah hunian. Bayangkan jika ada 34.000 keluarga di Ciliwung, berapa banyak rumah susun harus disiapkan untuk merumahkan warga kembali. Kita belum siap untuk memindahkan mereka.

Semua persoalan banjir ditumpuk-tumpuk dan sekarang minta untuk diselesaikan semua dalam waktu cepat. Tuntutan itu jelas tidak mungkin. Jadi, banjir Jakarta ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh Jakarta, tetapi harus melibatkan daerah lain. Masalahnya, apakah daerah lain mau anggaran mereka digunakan untuk mengatasi banjir di Provinsi DKI Jakarta?

Ini persoalan besar yang sampai saat ini belum ketemu solusi permanennya. Pemerintah pusat yang seharusnya menjadi driver karena banyak hal di luar kewenangan Pemprov DKI.

Bagaimana dengan kerja sama Bopunjur selama ini?

Tanyakan saja kepada yang punya kewenangan. Menurut saya, jangan sampai (penanganan banjir) hanya rutinitas. Harus fokus apa targetnya setiap tahun. Dari pertemuan dengan Gubernur Banten dan Gubernur Jawa Barat, semua siap bekerja sama dengan DKI. Akan tetapi, sekali lagi, apakah mungkin anggaran provinsi mereka digunakan untuk menyelesaikan masalah Jakarta. Seharusnya ada anggaran khusus dari APBN.

Berarti keputusan tertinggi ada di tangan Presiden?

Kalau saya lihat, iya. Tetapi, kalau yang dibahas hanya hal-hal rutin saja, pasti Jakarta akan tetap banjir. Kalau penanganannya fokus, saya kira, baru Jakarta bisa bebas banjir. Kalau dana hibah hanya Rp 5 miliar-Rp 6 miliar, buat apa.

Harusnya anggaran (penanganan banjir) triliunan. Pengerukan kali yang dilakukan sekarang hanya bisa mengurangi beberapa persen banjir. Termasuk soal kendala pengadaan alat berat untuk pengerukan karena panjangnya prosedur yang harus dilalui. Negara ini terlalu banyak prosedur, tetapi akhirnya tetap saja bisa dilompati.

Kenapa tidak dari dulu dilakukan?

Tidak diajak oleh pusat. Kalau tidak diajak, apa ya saya harus minta-minta? Jadi, DKI memang terkunci di wilayah kecil-kecil saja. Kalau memungkinkan, kami minta tanggung jawab diambil alih oleh DKI.

Seperti proyek tembok laut raksasa (giant sea wall). Saya minta DKI yang mengomando agar bisa mempercepat karena APBD punya kemampuan untuk mendukung proyek itu. Semula tembok itu mau dibangun tahun 2020, tetapi saya minta tahun 2014 harus dimulai.

Terkait program perumahan, seperti apa dalam setahun ini?

Banyak warga yang tinggal di bantaran waduk sudah mulai direlokasi. Waduk kemudian dinormalisasi dan sekitar waduk dijadikan ruang terbuka hijau. Airnya nanti bisa digunakan untuk menambah persediaan air baku Jakarta.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com