Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingatkan Jokowi, Buruh DKI Datangi Balaikota

Kompas.com - 25/10/2013, 19:21 WIB
Ummi Hadyah Saleh

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan buruh dalam Forum Buruh DKI Jakarta menggelar unjuk rasa di depan kantor Balaikota Jakarta, Jumat (25/10/2013) petang. Mereka ingin mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menetapkan upah minimum provinsi sebesar Rp 3,7 juta untuk tahun depan.

Para buruh melakukan long march dari Kantor Dinas Tenaga Kerja Tugu Tani Jakarta sekitar pukul 17.00 dan tiba di Balaikota sekitar pukul 18.00 WIB. Massa yang diperkirakan berjumlah 200 orang itu terdiri dari Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (SPLEM), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Aspek Indonesia, Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI 92), dan Sekretariat Bersama (Sekber).

Menurut Kordinator Forum Buruh DKI Jakarta Heri Hermawan, kedatangan buruh itu bertujuan mengingatkan gubernur untuk segera menetapkan UMP 2014. UMP DKI diperkirakan terlambat disepakati karena keterlambatan survei Dewan Pengupahan DKI.

"Kita ke sini hanya unjuk rasa saja untuk ingatkan Pak Jokowi dalam menetapkan UMP, melihat upah buruh di DKI Jakarta masih jauh dari kelayakan, " ujar Heri di depan Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2013).

Selain itu menuntut kenaikan UMP dari Rp 2,2 juta menjadi Rp 3,7 juta, buruh juga menuntut ditambahkannya item penghitungan kebutuhan hidup layak (KHL) dari 60 item menjadi 84 item. Hal itu didasarkan pada survei riil kebutuhan buruh di 10 pasar tradisional.

Selain unjuk rasa di Balaikota, 600 buruh lainnya sedang mengawal sidang Dewan Pengupahan di kantor Dinas Tenaga Kerja Jakarta sejak pukul 11.00. Hal itu dilakukan agar tuntutan buruh diakomodasi oleh Dewan Pengupahan dan Gubernur DKI Jakarta. "Selama ini kita sudah sering membicarakan, tetapi belum ada titik terang," ujar Heri. Menurut Heri, jika pemerintah tidak merelisasikan tuntutan buruh, maka buruh Jakarta akan melakukan mogok kerja mulai 31 Oktober hingga 1 November 2013.

Pantauan Kompas.com, para buruh saat ini masih menunggu di depan Balaikota. Mereka berencana menginap di depan Kantor Gubernur DKI Jakarta untuk menunggu hasil sidang Dewan Pengupahan. Aparat kepolisian masih berjaga-jaga di sepanjang jalan Merdeka Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com