Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yayasan RS Jakarta Sebut "Penjual" Nama Jokowi

Kompas.com - 06/11/2013, 12:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pembina Yayasan Rumah Sakit Jakarta, Benyamin Mangkudilaga, membenarkan pihaknya diminta sejumlah uang oleh seorang pria yang diduga merupakan PNS Pemprov DKI untuk mendatangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat Perayaan Hari Ulang Tahun Ke-60 Rumah Sakit Jakarta, 10 November 2013.

"Betul, inisialnya D. Saya ngomong sajalah," ujar Benyamin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/11/2013).

Benyamin menjelaskan, hubungannya dengan Dimas dimulai pada pekan lalu. Pihaknya ingin mengundang Jokowi untuk memberi sambutan saat HUT RS Jakarta. Pihaknya pun mengirim surat undangan ke Sekretariat Balaikota. Tidak hanya Jokowi, Yayasan RS Jakarta juga mengundang Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.

"Sejak surat undangan pertama dikirim, kita follow up dua kali lagi. Tapi, tidak ada perkembangan. Akhirnya, ketemu sama Dimas itu, dia minta uang dalam jumlah yang cukup besar," tuturnya.

Stafnya, lanjut Benyamin, yakin Dimas adalah PNS. Sebab, pria yang mengaku bertugas di Sekretariat Pemprov Jakarta itu mengenakan pakaian PNS saat bertemu dengan stafnya.

Benyamin mengaku pihaknya belum mengonfirmasi permintaan tersebut. Dia hanya menyayangkan bagaimana bisa pada era pemerintahan Jakarta Baru kepemimpinan Jokowi-Basuki ini masih ada praktik pemerasan dengan cara-cara seperti itu. Dia pun meminta Jokowi untuk turun langsung menyelesaikan masalah itu.

Peristiwa ini terungkap dari beredarnya pesan singkat. Bunyinya:
BREAKING NEWS...! TERNYATA PUNGUTAN LIAR MASIH MERAJALELA DALAM KALANGAN STAF KESEKERETARIATAN GUBERNUR DKI.

Dalam rangka ulang tahun ke 30 Yayasan RS Jakarta, pimpinan yayasan rumah sakit mengajukan permohonan tertulis suatu sambutan Gubernur DKI. Tapi sayang permohonan baru akan disampaikan apabila disertai sejumlah uang cukup besar jumlahnya. Terlalu....

Benyamin mengaku dia yang membuat SMS tersebut dan menyebarkannya.

Kepala Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta Heru Budi Hartanto yang dikonfirmasi Kompas.com meyakini pelakunya bukan PNS. "Delapan puluh sampai 90 persen saya jamin, itu bukan orang kami. Tapi, memang biasanya ada pihak ketiga mengaku dekat dengan Pak Jokowi dan menjanjikan suatu hal, padahal tidak ada," ujar Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com