Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lihat Onggokan Sampah, Jokowi Masuk Selokan

Kompas.com - 11/11/2013, 15:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Di saat meninjau genangan air di Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak sungkan masuk ke dalam selokan selebar setengah meter. Padahal, saat ini, pimpinan SKPD ikut meninjau bersamanya.

Semula, Jokowi hanya melihat kondisi selokan yang terhubung dengan Jalan Raya Lenteng Agung. Tiba-tiba, Jokowi setengah melompat masuk ke dalam selokan itu seraya membungkuk. Jokowi pun menunjukkan onggokan sampah di dalam gorong-gorong selokan.

"Tuh lihat, di dalam itu buanyak sampah, makanya ada genangan," ujar Jokowi, Senin (11/11/2013).

Jokowi sempat meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Manggas Rudi Siahaan untuk melihat langsung kondisi yang ada di dalam. "Sini, Pak, dilihat dari sini kelihatan banget," ucapnya sambil menunjukkan onggokan sampah di dalam selokan.

Tetapi, Manggas tak ikut turun ke dalam selokan. Manggas hanya mengiyakan sambil memosisikan tubuhnya setara dengan Jokowi.

Selain memantau gorong-gorong penuh sampah, Jokowi juga sempat menjejak-jejakkan kaki kanannya di dasar selokan. Jokowi mengatakan, salah satu penyebab genangan adalah endapan di selokan yang belasan tahun tidak pernah dikeruk sehingga menumpuk serta akhirnya mengurangi daya tampung selokan itu.

"Di sini titik yang paling tinggi genangannya. Coba bayangin sampe keras begini endapannya," ujar Jokowi.

Dia pun meminta Kepala Dinas PU untuk mengeruk endapan lumpur di selokan tersebut. Seperti diketahui, hujan yang mendera Jakarta pekan pertama November 2013 ini mengakibatkan genangan di Jakarta. Data Dinas Pekerjaan Umum mencatat ada 27 genangan yang ada di Jakarta.

Jokowi menilai ada tiga penyebab genangan. Pertama, tidak sterilnya penghubung antara jalan dan saluran air dari sampah. Kedua, terdapatnya beragam kabel yang melintang di penghubung antara jalan dan saluran tersebut. Alhasil, sampah pun tersangkut di kabel sehingga menyebabkan tersendatnya air. Ketiga, tidak ratanya lebar saluran air tepi jalan. Ada ruas saluran yang memiliki lebar dua meter, tetapi di ruas selanjutnya menyempit hingga mencapai satu meter saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com