Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Hari Bertambah 75 Mobil di Jakarta

Kompas.com - 16/11/2013, 11:20 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat lonjakan jumlah pemohon untuk mengajukan kendaraan baru, khususnya kendaraan roda empat di wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan DKI Jakarta.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sambodo mengatakan, rata-rata ada 75 pemohon yang mengajukan mobil baru di DKI. "Dari data yang didapat, untuk pemohon pengajuan mobil baru ada 75 unit per harinya," ujarnya ketika dihubungi, Sabtu (16/11/2013).

Sambodo mencatat, peningkatan jumlah kendaraan terjadi selama tiga tahun terakhir. Setiap tahun, jumlah kendaraan terus bertambah sebanyak 1 juta kendaraan. Angka ini gabungan antara kendaraan roda empat dan roda dua.

Pada tiga tahun lalu jumlah kendaraan untuk wilayah Ibu Kota tercatat sebanyak 11 juta unit. Saat ini, jumlah kendaraan yang terdaftar di Polda Metro Jaya mencapai sekitar 15 juta unit. "Pertumbuhannya cukup pesat, tapi tak diimbangi dengan pertumbuhan jalan yang signifikan," kata Sambodo.

Menurut Sambodo, peningkatan jumlah kendaraan baru tidak sejalan dengan pertumbuhan jalan yang setiap tahunnya hanya bertambah 0,01 persen. Saat ini, panjang jalan di Jakarta tercatat 7.650 kilometer dan luas jalan 40,1 persen. 

"Jadi kemacetan yang parah akhir-akhir ini bukan dari sterilisasi (busway), tapi jumlah kendaraan dan perjalanan di Jakarta semakin meningkat," jelasnya.

Sambodo mengatakan, harus ada kebijakan yang bisa mengimbangi antara pemohon kendaraan dengan total luas jalan di Jakarta. Salah satu kebijakan, yakni pembatasan penggunaan kendaraan pribadi harus segera direalisasikan agar kemacetan di Jakarta bisa diatasi.

"Sudah saatnya pemerintah pusat harus segera menerapkan peraturan tersebut," ujarnya.

Jika kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dijalankan, maka pemerintah harus memikirkan para pengguna kendaraan yang meninggalkan kendaraannya untuk beralih menggunakan transportasi publik seperti transjakarta, MRT, dan monorel.

Hal ini harus benar-benar dipikirkan oleh pemerintah karena jika transportasi publik tidak memadai, maka kebijakan tersebut tidak akan bisa dijalankan dengan maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com