Untuk pelebaran 30 meter saja ada 4.385 keluarga yang harus direlokasi. Artinya, harus ada 4.385 unit rusun yang disiapkan. Padahal, saat ini rusun yang siap huni tinggal 100 unit di Cipinang Besar Selatan. Itu pun belum dialiri listrik dan air.
Di Kampung Melayu, pembangunan rusun masih tahap pemasangan tiang fondasi di sebuah gang di Kelurahan Kebon Kacang. Itu baru di Jakarta Timur. Belum ditambah warga bantaran Kali Ciliwung di Jakarta Selatan yang juga harus direlokasi. Sementara itu, lahan di Jakarta kian sempit dan mahal.
Alternatif
Perencana kota, Andy Siswanto, mengatakan, menata dan merelokasi warga bantaran sungai sebaiknya didahului studi untuk mengenal betul karakter mereka. Hasil studi ini akan menentukan jenis tempat tinggal yang dibutuhkan. Hal itu akan meminimalkan terjadinya salah bangun atau salah penyediaan hunian.
"Saya usulkan membuat relokasi sementara dengan bangunan knock-down. Menjauh dari bibir sungai meski tidak bisa langsung di luar bantaran kali. Namun, ini bersifat sementara sampai pemerintah bisa menyediakan hunian permanen yang memadai," kata Andy.
Usulan Andy bisa disebut langkah maju untuk membenahi sungai di Jakarta yang telanjur diokupasi selama puluhan tahun. Per unit bangunan sementara disesuaikan dengan kebutuhan penghuni. Yang sudah berkeluarga bisa mendapat ruang lebih besar. (NEL/MDN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.