"Percuma kalau naik tapi nanti tetap berdesakan juga di dalamnya. Mending berdesakan, ini mah enggak bisa gerak sama sekali," kata Ayu (24), warga Kebon Baru, Jakarta Utara, Jumat (28/3/2014).
Selain itu, ia juga mengeluhkan bus transjakarta Tanjung Priok–PGC yang kerap berhenti hanya sampai halte Sunter Kelapa Gading. "Mana kalau sudah macet enggak mau ada yang ke Priok," ucapnya kesal.
Arisa (22), pengguna bus transjakarta lainnya, juga menyorot kondisi bus yang sudah bobrok. Meskipun sudah ada penambahan bus, masih banyak bus yang kondisinya memprihatinkan.
"Mau naik tapi kondisi bus sudah mulai banyak yang jelek. Coba deh lihat bus transjakarta pinggiran, seperti PGC–Harmoni. AC-nya panas, ada kaca yang pecah. Paling yang bagus itu yang di pusat kota doang," ujarnya.
Ratih (24) juga setuju bila tarif transjakarta menjadi Rp 6.000, asalkan bus transjakarta terus ditambah dan busway harus benar-benar steril.
"Enggak boleh ada kendaraan yang masuk. Sekarang kan naik transjakarta kena macet juga gara-gara jalurnya enggak steril," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memprediksi, tiket bus transjakarta yang ideal untuk saat ini berada dalam kisaran Rp 6.000. Tarif ini memungkinkan pengelola memberikan mutu layanan yang lebih baik.
Selain itu, Basuki juga mengatakan, keberadaan PT Transportasi Jakarta mempercepat proses integrasi tiket antara bus transjakarta dan bus lain ataupun antara bus transjakarta dan layanan kereta rel listrik (KRL).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.