Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan Batu Akik, Warga Jual Kembali

Kompas.com - 30/04/2014, 18:10 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang mencari "harta karun" di tanah bekas taman di Jalan Bango Raya, Pondok Labu, Jakarta Selatan, ternyata menjual termuannya di sepanjang jalan tersebut. 

Sebagian besar dari mereka menjual dalam bentuk batu utuh tapi ada juga yang sudah dibuat menjadi cincin. Seorang penjual batu akik, Adi, mengatakan iseng-iseng ikut mencari batu dan menjualnya.

"Awalnya cuma ikut buat bikin cincin sendiri, eh pada jualan, ya ikutan, deh," kata Adi yang tengah melayani pembeli, Rabu (30/4/2014) petang.

Adi mengatakan tak biasa menjual batu. Dalam keseharian ia berjualan mie ayam. Namun, banyaknya warga yang mencari tambahan rezeki dari batu akik, ia pun tak mau ketinggalan.

Adi mengakui dia memang menyukai bebatuan. Itu sebabnya ia menjual kembali batu yang didapat dengan menambah ilmu jenis bebatuan dari internet.

Dia tak menampik bahwa pendapatan dari 'jualan dadakan' itu cukup menambah isi dompetnya. Terlebih, apabila ia berhasil menemukan batu akik yang langka didapat.

"Kalau yang kecil seperti ini (batu jenis black opal) lebih mahal karena beda dari yang lain," katanya.

Seperti Adi, Taufik juga menjual beragam jenis bebatuan hasil galiannya. Menurut dia, batu akik itu memberi banyak keuntungan. Berbekal palu untuk memecah batu akik hasil penggaliannya, dia mendapatkan keuntungan lumayan. Meskipun untuk itu dia harus berpanas-panas.

Taufik dan Adi mengaku mulai berjualan batu akik itu sejak tiga minggu lalu. Mereka mendapat kabar soal "harta karun" itu dari seorang teman yang merupakan warga sekitar Jalan Bango. Usai mendapatkan batu, mereka langsung menggelar koran dan menaruh bebatuan itu di atas koran.

Para penjual ini mulai menggelar dagangan batu sejak siang hingga malam hari sekitar pukul 19.00 WIB. Menurut mereka, berjualan batu dari hasil galian cukup menguntungkan.

Para pencari ini menjual batu berdasarkan jenis dan ukuran batu. Jenis batu yang dijual seperti anggur, black opal, cempaka, amber, ametis, biru langit.

Adi yang pertama kali membuat cincin dari batu biru langit menunjukkan buatannya ke pembeli. Para pembeli mulai tertarik dan memesan dibuatkan cincin. Beberapa cincin dijual Adi dengan harga Rp 80.000.

Ternyata, para penjual batu dadakan ini berani menjual dengan harga tinggi. Contohnya, batu berjenis black opal berukuran 2 cm yang tinggal satu-satunya itu ditawar oleh pembeli seharga Rp 20.000. Sebelumnya Adi mematok harga Rp 30.000.

Ada pula batu jenis anggur berukuran sekitar 8 cm dijual dengan harga Rp 50.000 karena batu jenis anggur cukup banyak di tanah harta karun tersebut. Para pedagang menjual batu mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 300.000.

Pantauan Kompas.com, para pembeli kebanyakan dari para pekerja yang melintas Jalan Bango Raya. Keadaan ini membuat kemacetan setiap harinya mulai dari TK Pertiwi seberang Komplek DDN I hingga lokasi tanah harta karun.

Selepas Jalan Bango II, jalanan lancar seperti arah sebaliknya. Seperti diberitakan sebelumnya, warga Pondok Labu, Cilandak dihebohkan dengan penemuan batu akik di sebuah bekas taman perumahan di Jalan Bango Raya, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. 

Atas informasi tersebut, banyak warga beramai-ramai menggali area tanah seluas 150x100 meter tersebut untuk mencari batu akik yang diyakini nilainya jutaan rupiah.  Selain warga Pondok Labu, lokasi tersebut juga dipenuhi beberapa warga Bogor, Depok dan Senen yang juga ikut mencari peruntungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com