Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monas Dibersihkan Bertahap, Mulai dari Cawan hingga Tugu

Kompas.com - 06/05/2014, 10:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Senin (5/5/2014) kemarin, tugu Monumen Nasional (Monas) di Gambir, Jakarta Pusat, mulai dibersihkan. Pembersihan nantinya akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari bawah (cawan), batang tugu, dan terakhir bagian puncak. Proses pembersihan Monas berlangsung selama dua minggu dari 5-18 Mei 2014 mendatang.

Namun kemarin, sebelum dibersihkan, PT Karcher Indonesia bersama pengelola Monas melakukan ritual selamatan.

"Saat ini kami lakukan selamatan sebelum dikerjakan pembersihan. Supaya semuanya berjalan lancar, aman, dan sehat," kata Kepala Unit Pengelola Monas, Rini Hariyani, ditemui kemarin.

PT Karcher Indonesia, selaku pihak yang akan "memandikan" Monas, berencana mendatangkan tim ahli dari Jerman yang memulai bekerja dari 8 hingga 18 Mei 2014. Ketiganya diklaim ahli menangani pembersihan berbagai monumen yang ada di dunia.

Fransisca Natalia W, Senior Manager Marketing and Business Development Kaercher Indonesia, mengatakan, tim ahli dari Jerman tersebut akan membersihkan dengan cara memanjat seperti tim pemanjat tebing. Mereka akan membersihkan dengan tali khusus mulai dari bagian cawan, batang Tugu Monas, sampai puncak.

Dikatakan Fransisca, pihaknya merasa yakin tidak akan menemui kesulitan atau kendala saat membersihkan Monas. Ini sebab, sebelumnya Karcher pernah melakukan pengerjaan serupa.

Sebanyak 20 tenaga ahli dan teknisi berpengalaman dari Karcher nantinya akan memanjat tugu sambil membersihkan badan tugu yang menjadi ikon kota Jakarta ini.

"Besok kita akan mulai pembersihan dari cawan selama seminggu. Lalu dilanjutkan dari puncak ke atas. Tidak ada kesulitan karena memang mereka tenaga ahli yang sudah berpengalaman," tuturnya.

Leher Monas

Kondisi memprihatinkan terlihat di bagian leher Monas. Debu berwarna hitam melekat di marmer di batangan leher Monas.

"Saat ini, kondisi Monas tidak bersih. Oleh sebab itu dibersihkan biar kinclong. Di bagian leher paling parah karena debu dan polusi udara," tutur Rini.

Suplai air bersih

Menurutnya, yang paling penting dari pembersihan Monas itu adalah suplai air bersih yang memadai. Tanpa adanya suplai air bersih, debu-debu yang menempel di Monas tidak bisa dibersihkan.

"Saat ini instalasi peralatan dulu sebelum pembersihan. Kita membutuhkan air dengan 100 derajat celsius untuk pembersihan dan tidak menggunakan bahan kimia," pungkasnya.

Rini mengatakan, pihaknya sangat beruntung karena masih ada pihak yang memperhatikan ikon bersejarah itu. Pasalnya, sudah hampir 22 tahun, Monas tidak pernah "dimandikan". (Bintang Pradewo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Megapolitan
Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Megapolitan
PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

Megapolitan
Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Megapolitan
Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Megapolitan
Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Megapolitan
Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com