Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala SDN 06 Bantah Ada Guru Lecehkan Murid

Kompas.com - 07/05/2014, 18:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala SDN 06 Petang, Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur, Sukirno membantah adanya guru di sekolah itu yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu murid sekolah itu, W (10). Meski demikian, dia mengakui sudah mendengar adanya kasus tersebut.

Sukirno menyatakan, dirinya sudah memanggil oknum guru yang disebutkan korban. Namun, guru itu membantah telah melakukan pelecehan tersebut. "Dia bilang berani sumpah tidak melakukannya. Saya sedang membuat pernyataan dengannya," kata Sukirno kepada wartawan, saat ditemui di sekolah tersebut, Rabu (7/5/2014).

Sukirno mengaku, setelah mendengar kejadian itu, ia langsung mendatangi rumah korban. Sukirno mengaku mencoba berkomunikasi dengan korban tentang kejadian tersebut. Namun, saat itu, W selalu diam dan tidak menjawab.

Selain menemui W, Sukirno mengaku telah meminta keterangan dari penjaga sekolah di sana. Menurut dia, penjaga sekolah mengatakan, pada Rabu tanggal 30 April 2014 lalu, W ada bersama teman satu kelasnya membantu mengangkat bangku sekolah dari salah satu gudang bekas toliet.

"Waktu itu sekitar pukul 11.00, belum ada guru yang datang karena sekolah ini masuknya siang. Hanya ada Pak Ba yang mengajar pedalaman materi di kelas VI," ujar Sukirno.

Selain itu, lanjut Sukirno, berdasarkan keterangan yang didapatnya, seusai membantu teman sekelasnya memindahkan bangku sekolah, W terlihat biasa saja. Bahkan ia mengatakan, W terlihat riang setelah kegiatan tersebut.

Meski demikian, ia menyatakan bahwa kasus ini sudah sampai kepada pihak berwajib. Ia mengaku mendukung penuh kepolisian dalam menyelidiki dugaan pelecehan seksual terhadap salah satu anak didiknya. Sukirno juga mengaku telah dimintai keterangan oleh pihak Polres Metro Jakarta Timur. Dia mengaku amat terkejut dengan kejadian ini.

"Fisik saya langsung drop karena ini bukan masalah kecil," ujar Sukirno.

Ia menambahkan, jika memang terbukti bahwa oknum guru yang dimaksud bersalah, ia menyerahkan kasus tersebut kepada polisi untuk memprosesnya sesuai hukum yang berlaku. Sementara itu, terhadap korban, pihaknya memberikan dispensasi untuk izin tidak bersekolah sementara waktu. Sebab, sejak kejadian, W belum bersekolah.

"Saya kasih dispensasi untuk sementara waktu kalau dia belum mau masuk sekolah. Diberi izin dulu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com