Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Monas, Monumen Bundaran HI Juga Akan "Dimandikan"

Kompas.com - 15/05/2014, 14:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman mengatakan, setelah "memandikan" Tugu Monas, pihaknya berencana untuk membersihkan monumen bersejarah lainnya. Karena itu, pihaknya membuka kesempatan bagi para perusahaan yang ingin membantu Pemprov DKI Jakarta dalam rangka melakukan corporate social responsibility (CSR) untuk membersihkan Ibu Kota.

"Monumen-monumen lain masih dalam observasi oleh Balai Konservasi, misalnya Monumen Bundaran Hotel Indonesia dan Patung Pancoran," kata Arie saat menghadiri acara Monas Fun Cleaning Day with Kaercher di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (15/5/2014). 

Menurut Arie, ikon budaya Jakarta tidak hanya terletak di Monas. Ikon-ikon itu tersebar di seluruh wilayah Ibu Kota, mulai dari monumen hingga situs bersejarah.

Ia mengapresiasi Kaercher, perusahaan teknologi pembersih asal Jerman, yang justru tertarik membersihkan Monas. Kaercher telah dua kali membersihkan Monas. Sebelum "pemandian" Monas yang dilaksanakan tahun ini, Kaercher juga pernah melakukannya pada 1992.

Arie mengklaim, pemilihan perusahaan asing untuk membersihkan Monas dilakukan karena untuk mencari teknologi yang berkualitas. Pihaknya tidak menginginkan teknologi yang justru merusak bangunan cagar budaya tersebut.

Hingga saat ini, belum ada perusahaan lokal yang mengajukan program CSR pembersihan Monas dan Jakarta kepada Pemprov DKI. "Bersih-bersih Monas ini tidak masuk dalam APBD. Penghematan itu kan penting. Kita juga membutuhkan orang profesional dalam membersihkan puncak dan lekukan Monas," kata Arie. 

Pada kesempatan yang sama, Senior Manager Marketing And Bussines Development Kaercher Indonesia, Fransisca Natalia, mengatakan akan melaksanakan program bersih Jakarta seusai pembersihan Monas. Bahkan, program ini telah disepakati bersama Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Memang tidak hanya membersihkan Monas, kami juga punya program Clean Jakarta yang akan ditandatangani bersama Pak Basuki tanggal 19 Mei nanti," kata Fransisca.

Namun, ia tidak menjelaskan detail lokasi selanjutnya yang akan dibersihkan. Menurut dia, Basuki bersama jajaran pejabat Pemprov DKI Jakarta yang akan menentukan lokasi bersejarah mana yang akan dibersihkan. Hingga saat ini, Kaercher masih fokus pada membersihkan badan, area tugu, dan cawan Monas.

Tim pembersihan Monas dibagi menjadi dua tim, yakni tim teknisi Indonesia dan teknisi Jerman. Pihak teknisi Indonesia akan membersihkan bagian bawah cawan Monas. Sementara itu, teknisi Jerman akan membersihkan badan tugu Monas. Total ada 20 teknisi yang memandikan Monas, yaitu 17 teknisi Indonesia dan tiga teknisi Jerman.

Pembersihan itu ditargetkan selesai hari ini.

Bagian puncak dan cawan Monas telah ditutup mulai tanggal 5-18 Mei 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com