Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

”Kereta Wisata”, tapi Rawan Petaka

Kompas.com - 19/05/2014, 20:58 WIB

”Dalam sehari bisa mendapat Rp 300.000. Itu belum dihitung ongkos bensin dan kalau motor rusak harus diperbaiki. Hasilnya lebih besar ketimbang waktu jadi sales yang cuma pas UMR,” katanya.

Lain lagi kisah Iis (46), pemilik dua odong-odong di Jalan Haji Mencong, Ciledug, Kota Tangerang. Iis melihat peluang bisnis odong-odong cukup menjanjikan. Sekitar satu tahun lalu, ia memesan dua odong-odong dari orang yang memang bekerja khusus membuat kendaraan seperti itu. ”Itu mobil tua yang dimodifikasi jadi odong-odong,” katanya.

Odong-odong jenis ini bisa memuat lebih banyak orang. Setiap baris dari 4-5 baris tempat duduk di belakang sopir bisa diisi tiga orang dewasa atau lima-enam anak-anak.

Odong-odong bisa disewa untuk berbagai keperluan, seperti wisata anak TK, antar-jemput anak sekolah, atau pawai kecil-kecilan keliling kampung. Kaum ibu dan perempuan juga banyak menggunakan odong-odong untuk sekadar keluar dari gang di lingkungan tempat tinggal menuju pasar atau ke jalan besar sebelum meneruskan perjalanan dengan angkutan umum lain.

Lajunya pun terhitung kencang karena odong-odong tadinya sebuah mobil. Surya, sopir odong-odong, mengatakan, semula odong-odong itu mobil kijang tua. Kijang tua dibongkar, lalu badan odong-odong dilas. Total biaya Rp 40 juta.

Odong-odong dicat ungu dan digambari kartun Angry Birds. Kapasitasnya sekitar 20 anak sekali angkut. Ada empat baris tempat duduk yang setiap deret bisa diisi hingga lima anak. Sekali rute putaran sejauh 3-5 kilometer, sopir odong-odong bisa meraup Rp 50.000. Odong-odong bisa keliling empat-lima kali per hari.

Surya mau tak mau membawa odong-odong lewat jalan raya, salah satunya, untuk mengisikan bensin di SPBU.

Meskipun ilegal karena tidak memiliki izin operasional, odong-odong diminati warga. Di tengah keringnya hiburan rakyat yang murah, odong-odong menjadi jawaban. Apakah yang jamak tetapi belum punya payung aturan ini akan dibiarkan? (NEL/RIT/FRO/RTS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com