"Nominalnya beda-beda per fakultas," ujar S.
Berapa "giving back" yang mesti dia bayar?
"Saya 200 juta," ujar S.
Kendati demikian, S mengaku tidak merasa terbebani dengan angka ratusan juta itu. Pun, ketika ditanya apakah akan membebani bila setelah bekerja gajinya akan dipotong untuk membayar.
"Misalnya gaji saya di atas UMR, lima juta, kalaupun dipotong, taruhlah lima persen gaji saya, enggak apa-apa. Nominal enggak jadi masalah. Selama benefitnya setara," ujar S.
S mengungkapkan, nominal itu dibayar ketika mahasiswa lulusan kampus itu telah mendapatkan kerja. Uangnya akan masuk ke Koperasi Siswa Bangsa (KSB).
Sejak awal, S mengatakan, mereka telah menjadi anggota koperasi ini. Koperasi itu menurutnya akan mengelola uang "giving back" dari alumus kampus itu untuk mahasiswa baru. S mengaku, tidak keberatan membayar duit ratusan juta tersebut.
"Karena saya tahu uang ini untuk adik-adik saya," ujar S.
Kabar tentang kampusnya di dunia maya dan jejaring sosial, sudah didengar S. Dia amat menyayangkan hal tersebut.
"Ya, saya sayangkan kenapa dia nge-posting itu, dia udah milih (masuk). Kalau tau itu kenapa dia enggak usah ambil," ujar S.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.