Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kapuk Muara Inginkan Koperasi Jasa Keuangan

Kompas.com - 16/07/2014, 10:59 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga Kapuk Muara mengeluhkan tidak adanya koperasi jasa keuangan (KJK) di Kelurahan Kapuk Muara. Adapun dari 267 Kelurahan se- DKI Jakarta, hanya Kapuk Muara saja yang belum memiliki KJK.

Koperasi KJK dibentuk untuk mendorong perekonomian masyarakat kelurahan melalui pinjaman lunak, dengan tidak adanya KJK tersebut, warga yang membutuhkan suntikan modal terpaksa harus meminjam ke bank konvensional.

Hal itu dikatakan seorang warga, Yanto (36). Lelaki yang sehari-harinya membuka usaha makanan tersebut menginginkan adanya koperasi di tempatnya. "Pengennya ada koperasi, supaya lebih mudah," ujar Yanto kepada Kompas.com, Rabu (16/7/2014).

Lurah Kapuk Muara, Tahta Yujang, mengakui hingga saat ini tidak ada KJK di wilayah yang dipimpinnya. "Warga yang membutuhkan pinjaman, biasanya langsung ke bank dengan mengikuti persyaratan masing-masing saja. Dulu sebenarnya di sini sempat berdiri koperasi, tapi tidak berjalan," ujarnya.

Menurut Tahta, salah satu keenganan dari pengurus membuka KJK itu karena khawatir macetnya pinjaman. Sebab, seperti sebelumnya, koperasi simpan pinjam di kelurahan tidak berjalan karena para anggotanya yang tak kunjung membayar pinjamannya.

Sementara itu Kepala Seksi Koperasi, Sudin Koperasi Sudin UMKMKP Jakarta Utara, Husein Thoyib, mengatakan ada 1023 koperasi dan 30 KJK di Jakarta Utara yang aktif dengan anggota berjumlah 23.621 orang.

Menurut dia selama ini keberadaan koperasi sangat diminati masyarakat. Husein menjelaskan, penyebab tidak adanya KJK di Kapuk Muara adalah belum adanya pelatihan di kelurahan tersebut padahal sebagai salah satu persyaratan.

Menurut Husein, pengurus harus mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pengurus dalam hal kelembagaan, manajemen organisasi dan keuangan sehingga mampu mengelola KJK dengan baik.

"Dulu mereka tidak ikut, dan kalau sekarang kita menggelar pelatihan untuk mengajar satu kelurahan agak sulit. Tapi nanti kita akan kita pikirkan solusi terbaiknya seperti apa," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com