Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Monas Tetap Semrawut

Kompas.com - 01/08/2014, 03:54 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Penertiban pedagang kaki lima di kawasan Monas belum mampu membuat kawasan itu sebagai ikon wisata kota Jakarta, steril dan tertib. Pada Kamis (31/7), pedagang masih nekat berjualan di dalam area Monas, meskipun petugas Satpol PP berkeliling di kawasan ini.

Sejumlah pedagang mengatakan, larangan berjualan hanya diberlakukan untuk pedagang yang membawa gerobak atau alat berjualan lain yang memakai roda. ”Kalau ngasong seperti saya, tidak masalah,” kata Amin, penjual balon anak-anak.

Dia membawa barang dagangannya di dalam tas. Di dalam area Monas, balon-balon itu baru dipompa. Setelah itu, dia berkeliling menjajakan balon seharga Rp 5.000 per buah.

Hal itu juga dibenarkan Iwan, penjual tikar plastik. Dia mengaku bebas masuk Monas dan menawarkan barang dagangan ke pengunjung yang akan piknik di dalam taman. ”Tadi masuk sih bebas saja, enggak dilarang meskipun kelihatan bawa tikar ini.”

Di dalam area Monas juga terlihat sejumlah pedagang makanan dan minuman keliling. Bahkan, di depan pagar yang mengarah ke Stasiun Gambir, sejumlah gerobak makanan bisa masuk ke dalam area Monas. Selain itu, persewaan sepeda motor dan mobil untuk anak-anak juga bebas menawarkan jasanya. Ada sejumlah jasa persewaan mainan anak yang memasang tarif Rp 25.000 untuk setiap 10 menit.

Sementara di luar pagar Monas, parkir kendaraan pengunjung masih memakan trotoar dan juga jalur bus transjakarta.

Kepala Satpol PP Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi mengakui, pihaknya belum maksimal dalam melakukan penertiban karena keterbatasan jumlah personel. ”Yang kami prioritaskan saat ini adalah memperkecil peluang pedagang berjualan di taman Monas agar tidak berantakan.”

Banyak kendala menertibkan PKL berjualan di Monas. Salah satunya banyaknya akses masuk ke Taman Monas, lebarnya jarak antarbesi pagar taman yang masih memungkinkan diterobos orang, serta jumlah PKL di lokasi binaan IRTI yang sudah bertambah dari 339 yang diizinkan menjadi 700 PKL.

Di sisi lain, penertiban PKL di Monas tidak bisa hanya mengandalkan Satpol PP yang berjumlah 500 orang untuk tiga sif kerja. Sementara keberadaan PKL diduga didukung oknum aparat sehingga mereka leluasa berjualan di lokasi terlarang.

”Aneka persoalan ini membuat Monas harus dikelola secara profesional. Dengan demikian, taman bisa dikhususkan untuk kegiatan rekreasi dan usaha saja,” kata Yadi. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di 'Pabrik Narkoba' Bogor

Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di "Pabrik Narkoba" Bogor

Megapolitan
Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Megapolitan
Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Megapolitan
Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Megapolitan
Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com