Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disindir soal Monas, 3 Anggota TNI Datangi Ahok

Kompas.com - 05/08/2014, 00:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menumpahkan kekesalannya kepada oknum TNI yang diduga "melindungi" pedagang kaki lima (PKL) di Monas, pada Senin (4/8/2014) sore, tiga anggota TNI mendatanginya di Balaikota Jakarta.

Sekitar pukul 16.00, ketiga anggota TNI dengan berseragam lengkap itu terlihat langsung masuk ke ruang kerja Basuki. Sebelum masuk, salah satu dari mereka sempat mengatakan bahwa mereka sudah memiliki janji bertemu dengan pria yang akrab disapa Ahok itu.

Namun, ternyata mereka tak kunjung bertemu dengan sang tuan rumah. Pasalnya, Basuki telah memiliki agenda lain di ruang rapat besar, yakni menerima 28 mahasiswa dan dua dosen perencanaan kota dari Universitas Delft, Belanda.

Setelah satu jam menunggu dan tidak dapat bertemu Basuki, ketiganya pun memilih untuk keluar dari ruang kerja Wagub. Begitu keluar, beberapa wartawan pun mencoba mengonfirmasi perihal tujuan mereka menyambangi Basuki. Namun, tak ada satu pun dari tiga anggota TNI itu yang bersedia menjawab pertanyaan wartawan.

"Tidak mau wawancara," kata salah seorang anggota seraya mengayunkan tangannya ke arah wartawan, mengelak menjawab.

Mereka bertiga pun terus berlalu meninggalkan wartawan dan langsung masuk ke dalam elevator. Sementara salah seorang staf pengamanan dalam (pamdal) Balaikota Jakarta mengatakan bahwa kedatangan tiga anggota TNI itu tidak ada di dalam jadwal Wagub.

"Enggak ada janji sebelumnya. Tadi dengar di radio (HT), katanya mau bahas soal Tanah Abang atau Monas gitu, kan penertibannya bareng TNI dan Garnisun juga," kata staf pamdal itu kepada Kompas.com.

Sekadar informasi, sebelumnya, Basuki begitu geram mendengar ada personel Satpol PP yang diamankan oleh Polsek Gambir karena menertibkan warga yang diduga PKL. Warga itu ternyata anggota TNI yang sedang berlibur bersama keluarganya di Monas.

Basuki mengaku heran karena tidak ada pihak yang peduli terhadap personel Satpol PP yang celaka saat menertibkan PKL maupun bangunan kumuh.

"Satpol PP setiap kali melakukan tindakan di Monas, pasti dipanggil polisi, di-BAP sebagai tindak pengeroyokan. Ini kan konyol. Terus kalau orang kita (Satpol PP) ada yang kepalanya bocor, apa ada yang BAP?" kata Basuki.

Basuki pun mengaku siap melakukan aksi baku tembak dengan para oknum yang membekingi PKL dan parkir liar yang berada di Monas. Pasalnya, kondisi Monas saat ini sudah semakin semrawut. Para PKL dengan mudah membobol pagar dan berdagang di dalam Monas. Sementara preman yang semakin membeludak "memeras" pengunjung Monas yang memarkirkan kendaraannya di kawasan seluas 82 hektar itu.

Menurut dia, Pemprov DKI memiliki hak untuk menertibkan semua permasalahan itu. Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Basuki pun telah bersedia memberi persenjataan lengkap kepada personel Satpol PP, misalnya rompi antipeluru, pistol, alat kejut listrik, dan pisau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com