Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Petunjuk dari Tato ”Lady in the 69 Trap”

Kompas.com - 11/08/2014, 22:27 WIB
KOMPAS.com — Jalanan mulai gelap. Ruas Tol Wiyoto Wiyono di jalur menuju Tanjung Priok atau Cawang di Kilometer 17+200, Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, relatif ramai. Namun, kendaraan mengalir lancar, Sabtu (9/8/2014) sekitar pukul 18.30.

Sejumlah pengguna jalan terkejut. Beberapa menduga ada seorang wanita korban tabrak lari. Akun Twitter milik Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya berkicau, ”18.51 Seorang wanita tergeletak menjadi korban tabrak lari di sekitar Km 17 tol Pluit arah ke Priok. Petugas #Polri sdh di lokasi”.

Arus lalu lintas tersendat

Sejumlah pengendara berkicau tentang kondisi lalu lintas akibat penanganan korban malam itu. Pada pukul 19.47, misalnya, kendaraan tersendat hingga sekitar Kilometer 19. Beberapa pengguna jalan mengabarkan apa yang mereka lihat di lokasi itu. Sejumlah pengendara diduga kaget dan mengerem secara mendadak menjelang lokasi kejadian.

Ada di antara mereka yang lalu melaporkan kejadian itu kepada pengelola tol dan polisi. Namun, wanita itu bukan korban tabrak lari sebagaimana dugaan sejumlah pengendara. Ada luka di wajah dan beberapa bagian tubuh lain.

Tanpa identitas

Jenazah wanita tanpa identitas itu tergeletak melintang di jalur cepat dengan posisi meringkuk. Tangan dan kaki kanan di bawah. Ada ceceran darah dari kepala dan badannya. Polisi tidak menemukan dompet, kartu tanda penduduk, surat izin mengemudi, atau petunjuk lain di lokasi kejadian. Namun, petugas menemukan tali rafia serta dua lembar uang pecahan Rp 50.000 dan uang logam Rp 1.000 di dekat tubuh korban.

Wanita berkulit putih dan berambut hitam yang diperkirakan berusia 35 tahun itu mengenakan celana panjang jins warna biru dan kaus kerah warna krem bertuliskan ”CYTS”. Dia juga mengenakan jam tangan merek Chanel.

Selain itu, ada sejumlah tato di tubuh korban yang memiliki tinggi 157 sentimeter itu. Tato tersebut bertuliskan ”ANA” dan ”Lady in the 69 Trap” serta gambar kuda di tangan kiri, tulisan ”Freddie Mercury” di tangan kanan, dan ”6149040WB” di paha kanan. Pelipis kiri memar, tangan kiri dan kanan serta kaki kiri dan kanan patah, dan mulut robek. Sementara di bagian pinggang terdapat luka robek. Beberapa luka diduga bekas penganiayaan, sebagian bekas benturan dengan kendaraan.

Saat olah tempat kejadian, Minggu siang, Tim Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) dan Identifikasi Polres Metro Jakarta Utara menemukan ceceran darah di sekitar lokasi hingga radius 5 meter. Korban diduga terseret kendaraan yang tak bisa menghindarinya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara Komisaris Azhar Nugroho mengatakan, timnya masih mengumpulkan petunjuk untuk menemukan identitas korban, termasuk keluarganya. Selain ciri-ciri fisik tersebut, polisi menggali informasi dari ”petunjuk” tato di tangan, kaki, dan paha korban.

Korban dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk diotopsi. ”Berdasarkan hasil otopsi, korban diperkirakan tewas 8-10 jam sebelum penemuan tersebut. Luka-luka di tubuh dan kepalanya merupakan hasil penganiayaan. Kami masih mencari identitasnya,” ujar Azhar.

Dia menambahkan, terbuka kemungkinan bahwa korban merupakan warga negara asing. Oleh karena itu, timnya akan mengembangkan penyelidikan, termasuk menghubungi kedutaan besar negara lain yang terkait dengan petunjuk awal mulai Senin ini.

Azhar meminta warga yang merasa kehilangan anggota keluarga atau mengenali ciri-ciri korban bisa menghubungi Polres Jakarta Utara di nomor (021) 43931017 atau nomor 081318032012 (Unit Jatanras). (Mukhamad Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com