Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Sampah di Srengseng, Wali Kota Jakarta Barat Terkejut

Kompas.com - 14/08/2014, 14:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah bertahun-tahun sampah menggunung hingga beberapa meter di lingkungan RT 002 RW 003, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat. Dinas Kebersihan DKI tak mendapat akses ke lokasi tersebut. Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi pun terkejut.

Sampah yang menggunung di Srengseng itu menambah panjang daftar masalah klasik persampahan di Jakarta dan sekitarnya. Di sepanjang Jalan Ciledug Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, juga saban hari masih dijumpai gundukan sampah di beberapa tempat.

Hingga Rabu (13/8), tumpukan sampah di dalam beberapa kantong plastik besar diselipkan di antara tiang lampu dan dinding pembatas jembatan layang Kebayoran Lama. Di sisi jalan arah Cipulir, pada malam hari, selalu didapati sampah berserak hingga menutupi trotoar dan sebagian badan jalan.

Aparat tak berdaya

Wakil Kepala Dinas Kebersihan Isnawa Aji, Selasa lalu, mengatakan tidak mendapat akses masuk ke lokasi gunungan sampah di RT 002 RW 003, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.

”Sudah ada yang mengelola. Pengelola menolak kedatangan kami,” tutur Isnawa.

Muhayar, Ketua RT 002 RW 003, pengelola tempat pembuangan sampah (TPS), menyatakan gunungan sampah itu sudah ada sejak 2010. ”Orang dinas kebersihan enggak pernah angkut sampah di sini. Saya yang kelola,” ujarnya di lokasi pembuangan sampah, Rabu.

Rumah Muhayar yang berlantai dua berdiri megah di areal pembuangan sampah itu. Ketika sejumlah wartawan datang menanyakan tentang keuntungan yang ia peroleh dari mengelola sampah, Muhayar menunjukkan sikap tidak respek. Ia marah-marah ketika ditanyakan tentang luas dan status tanah yang dikelolanya sebagai tempat penimbunan sampah itu.

Menurut pantauan, luas TPS yang dikelola Muhayar ini setara lapangan sepak bola resmi.

”Ada puluhan pemulung bekerja di sini. Berapa jumlah mereka yang bekerja di sini, Pak? Mereka bayar berapa kepada Pak Muhayar? Apakah warga yang membuang sampah di sini Bapak tarik bayaran?” tanya wartawan lagi.

”Hitung saja sendiri! Tanya saja sendiri sama mereka. Saya enggak narik bayaran dari warga. Warga justru diuntungkan. Lahan ini dulunya rendah. Kerendem banjir. Setelah diuruk timbunan sampah dan puing, jadi tinggi!” ujarnya dalam nada tinggi.

Sejumlah pemulung yang ditemui memilih diam.

Menanggapi soal TPS yang dikelola Muhayar, Lurah Srengseng Endang Prihatini membantah bahwa TPS tersebut adalah TPS Pemprov DKI. ”Tidak ada TPS di Srengseng. Lokasi tersebut bukan TPS. Status tanahnya belum jelas,” katanya.

Pemprov DKI, lanjut Endang, belum mengambil langkah menyangkut areal tanah tersebut karena Kali Pesanggrahan masih dinormalisasi.

Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi terkejut ketika mendengar informasi ini. ”Kalau ada preman yang mau main-main di sana, kita sikat,” kata Anas. Ia pun berjanji akan mengambil tindakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com