Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Di DKI Ini Memang Sangat Membingungkan

Kompas.com - 22/08/2014, 18:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mencurahkan hatinya atas lambatnya kinerja Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI.

Hal ini disampaikan Basuki saat menyerahkan bonus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) kepada atlet-atlet peraih medali dalam ajang olahraga SEA Games XXVII/2013, di Balaikota Jakarta, Jumat (22/8/2014).

"Kami selaku Pemprov DKI minta maaf karena di bagian keuangan (BPKD) kami agak membuat saya sakit kepala. Di DKI ini memang sangat membingungkan, ada uang tidak bisa dipakai," kata Basuki kesal.

Masih dengan nada suara yang meninggi, Basuki bingung mengapa Kepala BPKD Endang Widjajanti masih belum bisa beradaptasi dengan ritme kerja Jokowi-Basuki.

Selain bonus untuk atlet, lanjut dia, banyak anggaran lain yang sulit dikeluarkan BPKD, seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan dana bantuan sosial (bansos).

Sayangnya, saat Basuki mengonfirmasi keterlambatan ini kepada BPKD, mereka selalu memiliki berjuta alasan, seperti salah kode rekening, salah peruntukan, dan lainnya.

Menurut Basuki, rendahnya serapan anggaran terjadi salah satunya karena lambatnya kinerja BPKD. "Pas saya baru masuk ke sini (Jakarta), (APBD)-nya Rp 41 triliun. Uang segitu saja sudah nggak bisa dipakai. Apalagi sekarang (APBD)-nya Rp 72,9 triliun, lebih bingung lagi pakainya. Kadang-kadang mereka (PNS) kalau mau nilep gampang (pakai anggaran), tetapi kalau dibuat realisasi program benaran malah pada pusing," ujar Ahok, sapaan Basuki.

Lebih lanjut, ia berharap, pemberian bonus itu dapat memberi semangat kepada para atlet dan pelatih atlet DKI untuk meningkatkan prestasi mereka. Ia berharap, keterlambatan pencairan bonus tidak mematahkan semangat para atlet untuk lebih berprestasi.

Sementara itu, Ketua Umum KONI DKI Jakarta Winny Erwindia berharap, bonus yang diberikan itu memecut atlet berprestasi pada ajang olahraga selanjutnya. "Jangan lupa, ke depannya masih ada PON Remaja dan PON XIX Jawa Barat 2016," kata Winny.

Adapun bonus yang diberikan kepada atlet senilai Rp 200 juta untuk satu medali emas, Rp 75 juta untuk medali perak, dan Rp 35 juta untuk medali perunggu. Dalam SEA Games XXVII/2013, DKI Jakarta menempati peringkat keempat, dengan perolehan 8 medali emas, 5 perak, dan 10 perunggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com