Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Makin Parah, Warga Cipedak Pertanyakan Kelanjutan Waduk Brigif

Kompas.com - 31/08/2014, 13:12 WIB
Laila Rahmawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 2 RW 1 Jalan Brigif, Kelurahan Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang lahannya terkena pembangunan Waduk Brigif mempertanyakan kelanjutan pembangunan waduk tersebut.

Ada sekitar 10 rumah di RT tersebut yang lahannya akan dijadikan waduk. Marni, salah satu warga RT 2 RW 1, menuturkan panitia pembebasan lahan sudah mengukur dan memeriksa rumahnya sejak sebelum bulan ramadan. Namun, hingga saat ini, Marni mengaku belum pernah dihubungi atau didatangi lagi terkait kelanjutan pembebasan lahan rumahnya.

"Kita sih maunya secepatnya karena sekarang kan yang di sana (Gang Raisan) sudah dikeduk, jadi kalo hujan, banjirnya tambah parah di sini," kata Marni saat ditemui di rumahnya, Minggu (31/8/2014).

Menurut Marni, sebelum pembangunan Waduk Brigif yang dimulai dari RT 3 RW 1 Gang Raisan, air yang masuk ke rumahnya ketika banjir hanya sampai semata kaki. Namun, sejak ada pengedukan, banjir bisa sampai setinggi satu meter.

"Kasur-kasur pada kelelep semua. Mau cari tempat baru tapi belum dapet ganti rugi. Penawaran aja belum," kata Marni yang memiliki empang seluas kira-kira 6 x 5 meter di samping rumahnya.

Hal senada juga dirasakan oleh Yana, warga RT 2 RW 1. "Di sini untungnya belum digusur. Pengukuran udah dari lama tapi sampe sekarang nggak ada kabar. Calo udah banyak yang dateng ke sini," kata dia.

Yana mengaku, dia dan para warga yang terkena gusuran Waduk Brigif sering didatangi calo tanah agar mereka mau menjual tanah milik mereka kepada calo-calo tersebut. "Nggak mau soalnya murah. Masa cuma gopek (Rp 500 ribu) semeternya," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI Jakarta membangun satu waduk di Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Waduk seluas 10,3 hektar itu diharapkan mampu mengurangi banjir di Kemang, Petogogan, Bendungan Hilir, dan Mampang.

Gubernur DKI Joko Widodo telah meresmikan pembangunan waduk tersebut pada 24 April 2014. Selain sebagai tempat penampungan air dari Kali Krukut, waduk tersebut juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan fungsi sosial warga.

Waduk tersebut akan dilengkapi taman, jogging track, tempat bermain anak, dan fasilitas lainnya. Lokasi waduk tersebut memang berada di samping Kali Krukut. Pembangunan tahap pertama, yakni 6,6 hektar, telah dimulai sejak April.

Menurut rencana, pembebasan lahan akan dirampungkan pada Mei 2014. Namun, hingga saat ini, masih ada lahan yang belum dibebaskan. Waduk itu ditargetkan rampung tujuh bulan lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com