Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Transjakarta Ditarik, Waktu Tunggu Bus Jadi Lama

Kompas.com - 31/08/2014, 20:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menghentikan operasional 30 bus merek Yutong berimplikasi pada berkurangnya armada yang melayani pengguna bus transjakarta. Waktu tunggu menjadi lama dan bus yang beroperasi kondisi fisiknya buruk.

Penghentian operasional bus gandeng merek Yutong ini dilakukan menyusul terbakarnya satu bus merek tersebut di Halte Masjid Agung, Jakarta Selatan, Kamis lalu. Total ada 30 bus dengan merek tersebut yang dioperasikan Unit Pengelola Transjakarta Busway.

Bus Yutong melayani rute Pulogadung-Harmoni-Bundaran Senayan, Kalideres-Harmoni-Bundaran Senayan serta Pulogadung-Harmoni-Kalideres. Ke-30 bus ini diluncurkan bersamaan dengan ulang tahun ke-10 transjakarta, 22 Januari 2014.

Di Halte Pulomas, misalnya, pengguna bus transjakarta yang akan menuju Kalideres harus menunggu bus hingga sekitar 45 menit, Sabtu (30/8). Sebagian besar bus yang lewat adalah bus tujuan Harmoni.

Petugas di halte menyarankan penumpang menggunakan bus tujuan Harmoni dan berganti bus ke Kalideres di halte Harmoni. Adapun waktu tunggu bus tujuan Harmoni berkisar 5-15 menit.

”Daripada harus antre lagi di Harmoni, saya tunggu saja bus ke Kalideres. Di Harmoni juga sering antre panjang,” kata Sundari, penumpang bus transjakarta.

Bus gandeng Ankai dioperasikan untuk menggantikan bus Yutong rute Pulogadung-Kalideres. Karena jumlah bus terbatas, bus yang beroperasi sangat sesak oleh penumpang. Penumpang yang menunggu di beberapa halte bahkan tidak bisa terangkut. Ada juga penumpang yang pingsan karena kelelahan.

Sementara itu, bus transjakarta yang kondisinya tidak prima lagi masih tetap beroperasi. Kondisi interior sebagian bus ini sudah buruk dan ada penyejuk ruangan yang tidak maksimal.

Kondisi serupa ditemui di Halte Harmoni Central Busway. Antrean panjang penumpang terlihat di pintu tujuan Pulogadung dan Kalideres. Meskipun jarak antarbus 3-5 menit, penumpang harus menunggu 15 menit sebelum terangkut. Rute Harmoni-Pulogadung dan Harmoni-Kalideres lebih banyak dilayani bus tunggal.

Sebelumnya, Kepala UP Transjakarta Busway Pargaulan Butarbutar mengatakan, penarikan bus itu berimplikasi pada berkurangnya bus yang dioperasikan UP Transjakarta Busway menjadi 96 bus. Namun, Pargaulan yakin hal ini tidak terlalu mengganggu operasional bus transjakarta karena pihaknya mengoperasikan bus cadangan dan bus dari operator lain.
Temukan kejanggalan

Kejaksaan Agung terus mengembangkan kasus dugaan korupsi pengadaan bus transjakarta. Dugaan korupsi ini melibatkan sejumlah pejabat, termasuk mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta UP. Selain itu, bus yang diduga bermasalah juga berasal dari berbagai merek.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Tony Tri Spontana mengatakan, penyidik menemukan adanya perusahaan fiktif yang terlibat dalam pengadaan bus transjakarta.

”Kami menelusuri perusahaan yang terlibat dalam pengadaan bus ini sampai ke Tiongkok dan Hongkong. Rupanya ada perusahaan yang disebut terkait kontrak suplai bus, tetapi alamat yang tertera dalam dokumen merupakan alamat palsu. Saat di lokasi, kami mendapati bahwa alamat itu merupakan apartemen biasa dan kosong,” ucapnya, Sabtu.

Penyidik dan tim ahli juga sudah mengecek satu per satu dari 125 bus yang diduga bermasalah dalam pengadaannya. Hasil pengecekan itu menunjukkan adanya sejumlah persyaratan yang tidak terpenuhi.

Tony mencontohkan, dalam persyaratan pengadaan bus diharuskan ada sistem proteksi pada lambung kanan bus yang berfungsi untuk mengurangi ancaman ledakan atau kebakaran. Namun, syarat ini tidak terpenuhi.

Selain itu, bobot bus juga melebihi bobot yang disyaratkan. Hal ini berpotensi mempercepat kerusakan jalan yang dilintasi bus. Penyidik memiliki keyakinan bahwa pengadaan bus transjakarta tidak sesuai dengan spesifikasi awal.

”Sebenarnya, bus ini tidak bisa dipakai karena kualitasnya buruk dan berpotensi menjadi kerugian total dari Pemprov,” ucapnya.

Namun, Tony mengatakan, pihaknya tidak berkewenangan menarik operasional bus. Kewenangan itu ada di Pemprov DKI.

Halte tutup

Terkait penyelenggaraan Independence Day Run pada hari Minggu ini, sejumlah halte tidak beroperasi mulai pukul 05.00 hingga pukul 10.00. Halte itu adalah Halte Blok M hingga Halte Monas di Koridor I serta Halte Monas, Halte Balai Kota, dan Halte Gambir 2 di Koridor II.

Ada pula pengalihan rute bus Koridor II dan rute ekspres Kalideres-Pulogadung pada waktu tersebut. Operasional transjakarta kembali normal setelah pukul 10.00. (ART/*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Pencuri Sepeda Motor di Bogor Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Pencuri Sepeda Motor di Bogor Ditembak Polisi

Megapolitan
Libatkan Selebgram, Polresta Bogor Bentuk Tim Khusus untuk Berantas Judi Online

Libatkan Selebgram, Polresta Bogor Bentuk Tim Khusus untuk Berantas Judi Online

Megapolitan
Melebihi Target, Program Khitan Massal PAM Jaya Diikuti 521 Anak dari Wilayah Jakarta

Melebihi Target, Program Khitan Massal PAM Jaya Diikuti 521 Anak dari Wilayah Jakarta

Megapolitan
Polda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Polda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Megapolitan
Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Megapolitan
Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Megapolitan
Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Megapolitan
Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Megapolitan
Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta 2024

Bawaslu DKI Mulai Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
16 Bangunan Terdampak Kebakaran di Kampung Bali Tanah Abang, Sebagian Korban Cari Kontrakan

16 Bangunan Terdampak Kebakaran di Kampung Bali Tanah Abang, Sebagian Korban Cari Kontrakan

Megapolitan
840 Petugas Bersihkan Monas Usai Perayaan HUT Bhayangkara

840 Petugas Bersihkan Monas Usai Perayaan HUT Bhayangkara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com