JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mulai memetakan kerawanan dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu DKI Benny Sabdo mengatakan, upaya ini dilihat dari sosok yang akan bersaing sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
"Mulai, politik identitas, lalu politik dinasti. Tetapi ini kita belum tahu (sosok yang maju), calonnya belum ada," kata Benny saat dikonfirmasi, Selasa (2/7/2024).
Baca juga: 2 Faktor Penentu Duet Anies-Andika Perkasa Berlayar pada Pilkada Jakarta
Pemetaan kerawanan kontestasi politik daerah Jakarta ini disebut tak lepas dari penyelenggaraan periode-periode sebelumnya.
Pada Pilkada 2017, tahapan penyelenggaraan kontestasi politik itu disebut sangat keras hingga memunculkan demo berjilid-jilid.
"Pilkada 2017 itu memang di dalam tahapan kampanye sangat keras kontestasinya, sampai demo berjilid-jilid," kata Benny.
Baca juga: Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota
Dengan demikian, pemetaan kerawanan Pilkada Jakarta 2024 tak lepas penyelenggaraan pemilihan orang nomor satu di Jakarta tahun 2017.
"Berkaca pada pilkada 2017 itu politisasi sara, politik identitas, begitu membelah masyarakat di tingkat bawah," kata Benny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.