Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada PNS Pulau Seribu yang Merokok di Ruang Kerja

Kompas.com - 16/09/2014, 19:53 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para PNS di Kepulauan Seribu masih ada yang melakukan pelanggaran menghisap rokok di Kawasan Dilarang Merokok (KDM). Para PNS yang merokok ini melakukannya di dalam lingkungan kantor mereka. Padahal ulah mereka sudah merugikan PNS lainnya yang menjadi perokok pasif.

"Yang merokok masih ada. Terutama di ruangan kerja. Itu merugikan saya. Karena saya ini bukan perokok," kata Ikhwan, PNS Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, kepada Kompas.com, Selasa (16/9/2014).

Ikhwan mengaku khawatir dengan kebiasaan merokok di tempat kerja dari rekan satu kantornya itu. Namun, rasa tidak enak terkadang membuat dia tak bisa melaporkan pelanggaran yang terjadi.

Padahal, ia juga khawatir menghirup asap rokok dari orang lain juga berdampak pada kesehatannya. "Karena saya juga menjaga kesehatan saya, agar jangan sampai sakit," ujar Ikhwan. Dengan adanya sosialisasi terhadap KDM, dia berharap para PNS yang masih merokok dapat berkurang.

"Mudah-mudahan dengan adanya hal ini kesadarannya lebih ada," ujarnya.

Camat Kepulauan Seribu Selatan Arif Wibowo mengakui beberapa anak buahnya memang memiliki kebiasaan merokok di tempat kerja. "Saya yakin masih ada, karena baunya juga itu ada," ujar Arif.

Ia mengatakan, upaya menertibkan PNS yang merokok di kantor pemerintahan di Kepulauan Seribu Selatan, akan terus berjalan. Namun, pembenahan perilaku melanggar ini akan dimulai di internal kantor kecamatan yang dipimpinnya itu.

"Kami akan bertahap, karena ini tidak mudah. Setelah ini kami akan panggil mereka dan kumpulkan," ujar Arif.

Para PNS yang dikumpulkan ini, lanjutnya, akan disampaikan mengenai ketentuan larangan merokok di tujuh tempat. Misalnya, di tempat kesehatan, kantor pemerintahan, serta lainnya. Bagi yang tidak menaati, lanjut Arif, resiko akan ditanggung sendiri. "Kalau mereka berpikir seperti itu, bila ada tim (sidak) yang datang ya risiko tanggung sendiri," ujar Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com