Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Konflik Internal, Shimizu Janji Komitmen Tetap Bangun MRT

Kompas.com - 24/09/2014, 17:10 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu perusahaan pemenang tender proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta, Shimizu Corporation, mengaku akan berusaha menyelesaikan konflik yang mereka alami dengan rekanannya, PT Dextam Contractors. Shimizu berjanji akan membangun MRT hingga seluruhnya rampung.

"Shimizu telah bekerja dalam membangun proyek-proyek di Indonesia selama 40 tahun. Kami melihat bahwa proyek MRT ini bukanlah penting untuk orang Jakarta saja, tetapi untuk Indonesia. Dengan begitu, kami tetap akan mengerjakan proyek MRT," kata kuasa hukum Shimizu Todung Mulya Lubis kepada Kompas.com, Rabu (24/9/2014).

Shimizu tengah digugat oleh Dextam dengan perkara perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan nomor perkara 215/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Pst dari tahun 2013. Proses peradilan kini telah sampai pada pernyataan banding oleh Shimizu di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Dalam gugatan tersebut, Dextam meminta agar Shimizu tidak lagi dilibatkan dalam pembangunan proyek MRT. [Baca: Shimizu Dilanda Konflik Internal, Proyek MRT Terancam Makin Molor]

Permintaan itu didasarkan pada dugaan bahwa Shimizu tidak melaksanakan ketentuan hukum dalam menjalankan perikatan joint venture dan telah melakukan pelanggaran peraturan undang-undang yang berlaku.

Pihak Shimizu juga mendaftarkan gugatan perdata di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang diajukan terhadap direksi Dextam, dewan komisaris Dextam, dan Dextam yang memiliki nomor perdata No.219/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel.

Gugatan berisi kelalaian pengurusan dan pengawasan Dextam. Pengurusan dan pengawasan mereka dinilai tidak sesuai ketentuan hukum yang berlaku serta menyebabkan Shimizu merugi secara materiil dan imateriil. Bila Shimizu berhasil memenangkan perkara 215, maka mereka akan melanjutkan proyek MRT.

Namun, jika tidak, maka pembangunan MRT terancam akan semakin molor karena Shimizu tidak lagi diizinkan bekerja untuk MRT. Dalam membangun MRT, Shimizu mengaku tidak mendapati kendala berarti dalam proses legal, terkecuali setelah adanya sengketa dengan Dextam.

Kendala yang lebih terlihat ini dikatakan dalam aspek teknis, seperti peta bawah tanah di Indonesia yang tidak seperti di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com