Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Enggak Mau Marah-marah Lagi...

Kompas.com - 08/10/2014, 13:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap emosional dan sering marah-marah kepada anak buah atau pihak lain sudah melekat pada diri Basuki Tjahaja Purnama. Namun, kini Wakil Gubernur DKI Jakarta itu berjanji tidak akan marah-marah lagi. Ia lebih memilih untuk menggunakan jalur hukum dengan menggugat pelanggar konstitusi.

"Saya enggak mau marah-marah lagi, langsung sikat saja pakai pengacara," kata Basuki dalam acara sosialisasi ketahanan air di Jakarta, di Balaikota, Rabu (8/10/2014).

Ide Basuki untuk menggunakan jasa pengacara itu didapatkan dari pepatah kuno yang menyebutkan lebih baik berhemat daripada terus mencari sisi yang bocor. Ia menegaskan bakal lebih teliti mencari celah hukum untuk menggugat oknum yang melanggar peraturan. Contohnya, pada kartu identitas para pedagang kaki lima (PKL). Awalnya, DKI hanya memberi kartu PKL biasa. Setelah itu, Basuki memutuskan untuk menggandeng Bank DKI dan mengubah kartu PKL menjadi kartu autodebet (ATM).

PKL yang memalsukan kartu identitas itu dapat dihukum 12 tahun penjara. "Kalau ada oknum 'bermain' di (pelayanan) air, nanti kami cari celah hukum yang menyebutkan membahayakan lingkungan, biar oknum itu menangis sampai mati. Orang bangun kios di Tanah Abang, bongkar pasang kayak Tom-Jerry, saya lagi siapkan gugatan pada orang yang menyewa dari oknum. Kalau pedagang kami gugat karena pakai tanah negara dan korupsi pasti mereka pusing," ucap pria yang karib disapa Ahok itu.

Basuki berencana mengadakan jasa pengacara melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Pengacara milik Pemprov DKI ini akan menggugat para pelanggar konstitusi di Ibu Kota, seperti warga yang menduduki lahan negara atau warga yang mencoba mengambil aset DKI.

Selama ini, lanjut dia, Pemprov DKI selalu diam jika ada aset DKI yang digunakan tanpa izin oleh oknum tertentu. Rencananya, anggaran jasa pengacara itu akan diusulkan dalam APBD DKI 2015. Penggunaan jasa pengacara rencananya dilelang tiap kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com