Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Tolak Permintaan Kuasa Hukum Udar untuk Hadirkan Jokowi

Kompas.com - 15/10/2014, 14:11 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim tunggal, Nur Aslam Bustaman menolak permintaan Eggi Sudjana untuk menghadirkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono ke dalam ruang sidang praperadilan kasus pengadaan dan korupsi bus transjakarta di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2014).

Permintaan Eggi ini ditolak karena hakim menilai pemanggilan kedua saksi tersebut akan melanggar sumpah jabatannya sebagai hakim.

"Mohon maaf, saya tidak bisa memberitahu Anda bagaimana caranya memanggil kedua saksi itu di persidangan, bagaimana caranya menghadirkan mereka di persidangan," kata Nur Aslam kepada Eggi saat sidang, Rabu. [Baca: Merasa Penahanannya Tak Sesuai Prosedur, Udar Gugat Presiden dan Jaksa Agung]

Menurut Nur, memberitahukan cara bahkan ikut memanggil Jokowi dan Udar merupakan sebuah keberpihakan hakim. "Saya tidak mau melanggar sumpah jabatan saya dengan memihak ke salah satu pihak. Mohon maaf," ujarnya.

Jika Eggi yang merupakan kuasa hukum Udar Pristono ingin menghadirkan Jokowi dan Udar, memang diperbolehkan, namun dia harus mencari jalan sendiri untuk menghadirkan mereka berdua.

Eggi pun terlihat kaget dengan pernyataan Nur Aslam. Ucapan hakim tunggal ini menanggapi permintaan Eggi yang mengajukan empat saksi, yaitu Andit Prabowo (asisten rumah tangga Udar), Panindya Priantono (mandor perbaikan rumah Udar), Jokowi, dan Udar Pristono. Namun, yang dihadirkan Eggi dalam sidang siang ini, hanyalah Andit dan Panindya.

"Jokowi kan sekarang presiden dan Udar ditahan di Kejaksaan, makanya ini kewenangan Yang Mulia untuk menghadirkan mereka," ucap Eggi.

Namun, Nur tetap pada pendiriannya. Ia tak mengabulkan permintaan Eggi untuk memanggil Udar dan Jokowi ke dalam persidangan. "Sesuai kesepakatan yang sudah ada sebelumnya, saksi dan bukti dipaparkan hari ini saja. Lewat hari ini tidak bisa. Jadi kami dengarkan kesaksian dari dua orang ini saja," ucapnya tegas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com