Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok "Blusukan" 20 Menit di Rumah Pompa Waduk Setiabudi Timur

Kompas.com - 18/11/2014, 09:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memulai aksi blusukan-nya dengan meninjau rumah pompa di Waduk Setiabudi Timur, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2014) pagi. Basuki bersama rombongan pejabat DKI tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB. Sang calon gubernur DKI itu langsung bertemu dengan penanggung jawab pintu air, Komarudin, kemudian mengecek kelengkapan alat di sana. 
 
Basuki terlihat berbincang serius dengan Komarudin dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Agus Priyono. Dia bertanya kepada Agus, apakah Komaruddin beserta semua penjaga pintu air adalah pegawai negeri sipil (PNS) DKI. Kemudian, Komaruddin menganggukkan kepalanya dan mengatakan kalau penjaga pintu air adalah PNS.

"Ini pompanya nyala semua enggak ya, Pak? Ada genset-nya atau enggak?" tanya Basuki.

"Saya mau ngecek pompanya nyala atau enggak. Jangan sampai cuma bilang nyala, tapi ternyata enggak nyala," kata Basuki lagi.

 
Setelah itu, Komaruddin mengajak Basuki untuk ke lantai atas dan mengecek pompa. Ternyata setelah diperiksa, enam pompa yang ada di sana masih berfungsi dengan baik.

Kemudian, Basuki mengimbau agar Dinas PU DKI aktif berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan (Diskominfomas) DKI untuk menyalakan radio transmisi di stasiun pompa tersebut. Hal itu untuk memberi informasi kepada warga atas potensi datangnya banjir. Adapun enam pompa di sana, tiga pompa kecepatannya 1.100 liter per detik dan tiga pompa lainnya kecepatannya 1.700 liter per detik.

 
Aksi blusukan Basuki di Rumah Pompa Waduk Setiabudi Timur berlangsung selama 20 menit. Setelah dari Rumah Pompa Waduk Setiabudi Timur, Basuki langsung tancap gas meninjau Pintu Air Manggarai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com