Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2014, 12:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendapat lima bus tingkat gratis dari Yayasan Tahir Foundation.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengharapkan, lima bus tingkat gratis ini dapat melayani warga Jakarta, khususnya para pengendara sepeda motor yang dilarang melintas di sepanjang Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

"Nanti pasti terjadi gesekan-gesekan (realisasi pelarangan sepeda motor). Enggak apa-apa, kebijakan ini untuk Jakarta yang lebih baik, bus tingkat ini for better Jakarta. Makanya saya suka tulisannya. Di busnya ada tulisan 'For a Better Jakarta'," kata Ahok, di Lapangan Silang Monas Barat Daya, Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Ahok mengklaim, warga Jakarta lebih senang menggunakan sepeda motor karena transportasi massal yang disediakan pemerintah tidak baik. Ia meyakini, jika pemerintah berhasil menyediakan bus dengan baik, maka warga dapat beralih dari sepeda motor ke transportasi massal.

"Manusia ini kan suka enggak mau berubah nih. Di seluruh dunia, motor itu harus dibatasi. Perda juga mau kami revisi, bus tidak boleh dibatasi usia 10 tahun, bus usianya bisa 50 tahun seperti di Inggris dan Australia, asal uji KIR-nya harus lolos," kata Ahok.

Lima bus tingkat gratis sumbangan Tahir Foundation ini didominasi warna kuning. Di bagian samping, tepat di tengah badan bus, tercantum tulisan besar: Tahir Foundation For Better Jakarta.

Bentuk bus tidak jauh beda dengan lima bus tingkat wisata yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI. Lima bus tingkat ini akan dikelola oleh PT Transjakarta.

Bus memiliki dua pintu masuk, yakni di depan dan tengah. Di dalamnya terdapat empat kamera closed circuit television (CCTV) yang tersebar di bawah dan tingkat atas bus.

Interior bus  juga dilengkapi pengeras suara dan pendingin udara. Bus juga dirancang ramah untuk penyandang disabilitas. Kapasitas penumpang bus tingkat bermerek Mercedes Benz ini lebih banyak dibanding lima bus tingkat Wei Chai, yakni sebanyak 80 tempat duduk.

Satu bus Mercedes Benz ini berharga Rp 3,5 miliar, sedangkan bus Wei Chai yang dibeli Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta berharga Rp 3,04 miliar (total Rp 15,207 miliar untuk lima unit). Bus sumbangan Tahir masih memakai mesin diesel sehingga menggunakan bahan bakar solar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com