Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Rp 30 Juta buat Kawin Lagi, Mungkin Bisa Dapat Daun Muda

Kompas.com - 13/12/2014, 12:46 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama berujar, selama ini ada beberapa pihak yang diuntungkan dari adanya permukiman liar pinggir sungai. Pihak-pihak tersebut adalah oknum aparatur pemerintahan, oknum petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN), ataupun warga itu sendiri.

Ahok mengatakan, hal tersebut mengacu pada kejadian masa lampau ketika banyak warga bantaran kali yang bisa kembali membangun hunian di lokasi terlarang karena menyogok oknum-oknum aparatur pemerintah, dan petugas PLN dari uang ganti yang dibayar oleh pemerintah.

"Dikasih duit Rp 50 juta supaya pindah, tetapi Rp 5 juta dikasih ke oknum-oknum (pemerintahan) yang bermain. Sisa Rp 45 juta, Rp 10 juta buat biaya kembali (membuat tempat tinggal) ke sungai, Rp 5 juta buat pasang listrik. PLN katanya kurang daya, tetapi kenapa listrik dikasih ke orang-orang yang tinggal di pinggir sungai?" kata Ahok saat acara peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tingkat DKI Jakarta, di Lapangan Monas, Sabtu (13/12/2014).

Ahok mengatakan, banyak warga penghuni liar di bantaran sungai yang enggan dipindahkan karena merasa sudah lama tinggal di tempat tersebut. Bahkan, Ahok mendapat laporan mengenai seorang pria berusia 67 tahun yang mengaku sudah dari lahir tinggal di tempat tersebut.

"Ada yang bilang 'saya dari lahir selama 67 tahun hidup miskin, "Pak'. Jadi, kebetulan mereka lagi dapat duit, uang Rp 30 juta-nya (sisa uang ganti rugi) mungkin buat kawin lagi. Kapan lagi kan. Mungkin aja bisa dapat daun muda," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.

Atas dasar itulah, Ahok kembali menegaskan bahwa satu-satunya solusi agar warga bantaran sungai tidak lagi mengalami bencana banjir adalah dengan memindahkannya keluar dari tempat tinggalnya.

Ahok pun meminta sejumlah pihak, terutama pihak-pihak yang selama ini menikmati hasil dari adanya permukiman liar itu, agar dapat memahami hal tersebut. "Berita banjir Jakarta tingginya tujuh meter, lokasinya di Kampung Pulo. Logikanya kalau Jakarta banjir sudah sampai tujuh meter, rumah saya di Pluit (Jakarta Utara) sudah tenggelam. Permukaan tanah di utara kan lebih rendah. Lha, ini Kampung Pulo yang letaknya di tengah kok bisa banjir tujuh meter. Ya gimana tidak tujuh meter kalau tinggalnya di dalam sungai," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com