"Mereka (tour guide) ini baru diuji coba, dan mereka itu bagian dari Dinas Pariwisata DKI yang sedang promosi, dan ada kontraknya. Kalau mental mereka seperti itu, nanti mereka minta nuntut jadi PNS DKI, padahal kami sudah kelebihan PNS," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (7/1/2015).
Di DKI, Basuki menerangkan, ada sekitar 72.000 PNS dan 30.000 honorer. Rencananya, DKI akan mengurangi jumlah PNS, seperti kota Manila, yang hanya memiliki 17.000 PNS.
Oleh karena itu, Basuki mulai memecat para PNS yang malas dan lambat dalam bekerja. Dengan demikian, ia mengimbau para tour guide yang dikontrak kerja dengan Dinas Pariwisata DKI untuk tidak menuntut kepada DKI.
"Namanya juga kontrak. Selama mereka jadi pemandu di dalam (bus), apa dia (pemandu wisata) cerita, atau hanya nerima gaji?" kata Basuki berkelakar.
Sebagai karyawan kontrak, dia melanjutkan, mereka seharusnya bisa menerima bila diputus di tengah jalan. Sebab, pemandu wisata lebih baik ditempatkan di lokasi wisata Ibu Kota, seperti Monumen Nasional (Monas) dan Kota Tua.
"Para pemandu wisata ini dikontrak secara individual. Kalau kamu dikontrak, harus tahu diri. Kontrak selesai, ya selesai. Baru berapa bulan mereka kerja sudah minta kompensasi. Saya bersyukur sekali sekarang mereka sudah diberhentikan. Kalau sampai 3 tahun, bisa mati saya," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.