Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kecewa Jika Angkutan Umum Tak Turunkan Tarif

Kompas.com - 17/01/2015, 16:41 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengguna metro mini dan kopaja merasa kecewa bila tarif kedua angkutan umum itu tidak turun pasca penurunan harga premium dan solar, Senin, (19/1/2015) esok. Menurut mereka, penurunan harga premium dan solar seharusnya diikuti oleh penurunan tarif angkutan umum.

"Seharusnya dengan turunnya BBM ongkos kendaraan umum juga berkurang," kata Riska, salah satu pengguna metro mini dan kopaja, Sabtu, (17/1/2015).

Serupa dengan Riska, Erik juga berharap banyak agar metro mini dan kopaja menurunkan tarifnya karena penurunan harga premium dan solar secara otomatis akan berpengaruh pada harga kebutuhan lainnya.

"Kecewa banget kalau sampai enggak turun. Kalau BBM turun kan harga-harga juga turun, harusnya ongkos juga turun," kata Erik.

Reni, pengguna metro mini dan kopaja lainnya, menegaskan bahwa sudah seharusnya tarif bus turun. Selain itu, Reni juga mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan penurunan tarif angkutan umum.

"Seharusnya dari pemerintah juga ngasih kebijakan buat nurunin tarif angkutan umum-nya," ujar Reni. [Baca: Organda Prediksi Tarif Kopaja dan Metromini Tak Alami Penurunan]

Perlu diketahui, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan memprediksi penurunan tarif angkutan umum di Jakarta pasca penurunan harga BBM jenis premium dan solar hanya sebesar Rp 500. Penurunan pun dinilai hanya akan terjadi pada angkutan yang berbahan bakar premium, tidak pada angkutan berbahan bakar solar.

Menurut Shafruhan, itu disebabkan penurunan harga premium yang hanya mencapai 17 persen. Sedangkan penurunan tarif angkutan umum jenis solar tidak bisa dilakukan karena besaran penurunannya yang lebih kecil dari jumlah penurunan pada akhir Desember lalu.

"Untuk bahan bakar premium penurunan tarif angkutannya paling tinggi Rp 500. Kalau untuk solar tidak bisa turun, karena harga solar lebih rendah penurunanya dibandingkan sebelumnya," kata Shafruhan saat dihubungi, Jumat (16/1/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com