Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Anggap Sosialisasi Larangan Motor Belum Cukup

Kompas.com - 19/01/2015, 16:58 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masih banyak pengendara motor yang melanggar kawasan larangan sepeda motor di Jalan MH Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (19/1/2015). Kebanyakan, mereka beralasan tidak mengetahui soal peraturan tersebut.

Salah seorang pengendara, Ardi, pagi ini ingin menuju Kota Tua dengan melewati Jalan MH Thamrin. Menurut dia, sosialisasi yang dilakukan selama satu bulan masih kurang.

"Kalau menurut saya, sosialisasi satu bulan itu susah ya. Sosialisasi satu bulan bukan jaminan orang tahu aturan larangan motor," ujar Ardi.

Ardi pun mencontohkan dirinya sendiri yang masih tidak tahu mengenai aturan itu. Ditambah, kata Ardi, rambu-rambu yang dipasang oleh polisi dianggap kurang banyak dan tidak mencolok.

Mengenai besaran tilang, Ardi juga merasa denda sebesar Rp 500.000 adalah jumlah yang besar. Namun, ketika Ardi menanyakan hal ini kepada polisi, polisi mengaku hal itu telah ditentukan oleh Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. "Perasaan dulu enggak segitu deh," ujar Ardi.

Berbeda dengan Ardi, pengendara lain yang juga ditilang, yaitu Andri, tidak merasa besaran denda tilang itu adalah nominal yang besar. Denda tersebut dianggap murah bagi para pengendara motor yang melanggar.

"Kalau bagi pelanggar, itu enggak besar. Tapi, saya kan enggak niat melanggar," ujar Andri.

Andri mengatakan, dia hanya tidak tahu mengenai aturan itu. Dia berpikir polisi hanya perlu menghalaunya tanpa harus ditilang. Terlebih lagi, dia berkendara dengan perlengkapan, seperti helm dan spion, yang lengkap.

"Yang melanggar itu pengendara yang enggak ada spion, enggak pakai helm. Kayak gitu tuh harusnya yang ditilang. Saya kan cuma salah lewat doang. Lewat juga belum," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com