Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Belum Turun, Sopir Angkot Mengeluh Penumpang Suka Bayar Seenaknya

Kompas.com - 20/01/2015, 13:47 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir angkutan umum tidak mau disalahkan begitu saja mengenai sikap mereka yang belum menurunkan tarif angkutan pasca turunnya harga BBM. Mereka mengatakan penumpang terkadang juga suka seenaknya dalam membayar ongkos perjalanan.

"Penumpang juga suka bayar seenaknya. Kita bilang kurang, dia sudah turun duluan. Kabur," ujar Nana, sopir angkutan umum rute Kota-Senen, di Terminal Senen, Selasa (20/1/2015). Padahal, kata Nana, dia juga sudah menurunkan tarif angkutannya. [Baca: Organda DKI Putuskan Tarif Angkutan Umum Turun, Ini Besarannya]

Saat harga BBM masih tinggi, tarif angkutan dari Kota sampai Terminal Senen sebesar Rp 6000. Kini, tarifnya sudah turun menjadi Rp 5000. Nana mengaku kesal dengan perilaku penumpang yang terus menuntut penurunan tarif walau sebagian sopir sudah melakukan itu.

Sopir angkutan lain, Juntak, juga mengaku telah menurunkan tarifnya. Padahal, belum terpasang kertas pengumuman dari Organda (Organisasi Angkutan Darat) di metro mininya. Juntak mengatakan, penumpang terkadang suka menentukan sendiri besaran tarif yang dibayar.

"Misalnya sekarang kan jauh dekat tetap Rp 4.000, dia suka kasih Rp 2.000 atau Rp 3.000. Alasannya karena dekat jaraknya. Kita sih terima saja. Malas ngotot," ujar Juntak.

Kemarin, Organda DKI Jakarta telah menentukan usulan tarif baru angkutan umum reguler untuk wilayah Jakarta. Seperti yang telah diprediksi dalam beberapa hari terakhir, tarif angkutan umum yang diusulkan mengalami penurunan sebesar Rp 500. [Baca: Ahok Pertanyakan Usulan Evaluasi Tarif Angkutan Per 3 Bulan]

Penurunan tarif itu merujuk pada surat bernomor 512/DPD/ORG-DKI/I/2015 perihal pemberitahuan perubahan tarif angkutan umum di Jakarta.

Rapat pleno DPD Organda DKI Jakarta yang digelar pada Senin (19/1/2015) memutuskan usulan penurunan tarif diberlakukan pada tiga jenis angkutan umum yang meliputi bus sedang AC (kopaja AC) yang turun dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.000, bus besar AC (Mayasari Bakti AC) yang turun dari Rp 9.500 menjadi Rp 9.000, dan mikrolet yang turun dari Rp 4.000 menjadi Rp 3.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com