Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadishub DKI Belum Tahu Jakarta Jadi Kota Termacet di Dunia

Kompas.com - 04/02/2015, 14:38 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan dan Tranportasi DKI Jakarta Benjamin Bukit mengaku belum tahu seputar penobatan Jakarta sebagai kota termacet di dunia versi Castrol’s Magnatec Stop-Start index. Ia bahkan baru mengetahui informasi tersebut saat para awak media.

"Wah, baru dengar saya," kata Benjamin, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (4/2/2015). Benjamin menyadari penobatan tersebut bisa saja benar. Sebab, kata dia, pemerintah belum menemukan kebijakan terbaik untuk menekan jumlah peredaran kendaraan pribadi di jalanan.

Belum lagi rasio jalan yang tak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan. "Intinya pemerintah harus melakukan upaya semaksimal mungkin. Kalau Jakarta punya strategi pola transpotasi, tentu kita akan push sebaik-baiknya," ucap dia.

Sebagai informasi, Castrol’s Magnatec Stop-Start mengukur kemacetan berdasarkan proses berhenti-jalan sebuah kendaraan. Dari penelitian yang mereka lakukan, rata-rata kendaraan di Jakarta melakukan 33.240 kali proses berhenti-jalan per tahunnya. [Baca: Ahok: Untung Tensi Saya Masih Bagus, Kalau Enggak Stroke Saya]

Indeks ini mengacu dari data navigasi pengguna Tom Tom, mesin GPS, dan alat untuk menghitung jumlah berhenti dan jalan kendaraan setiap kilometernya. Jumlah tersebut kemudian dikalikan dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap tahun di 78 negara.

Urutan kota termacet kedua ditempati Istanbul (Turki), disusul Kota Meksiko (Meksiko) di urutan ketiga. Selain Jakarta, kota lainnya di Indonesia yang masuk dalam 10 besar adalah Surabaya yang menempati urutan keempat.

Di bawah Surabaya, berturut-turut menyusul Saint Petersburg (Rusia), Moskwa (Rusia), Roma (Italia), Bangkok (Thailand), Guadalajara (Meksiko), dan Buenos Aires (Argentina).

Sedangkan untuk kota dengan lalu lintas terlancar ditempati Tampere (Finlandia), dan berturut-turut disusul Rotterdam (Belanda), Bratislava (Slovakia), Abu Dhabi (UEA), Brisbane (Australia), Antwerp (Belgia), Porto (Portugal), Brno (Ceko), Kopenhagen (Denmark), dan Kosice (Slovakia).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com