Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pemukulan oleh 6 Siswa SMAN 3 Versi Orangtua

Kompas.com - 05/02/2015, 18:57 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Enam siswa SMAN 3 Jakarta terlibat dalam kasus pemukulan seorang pria bernama Erick (36) pada Jumat (30/1/2015) lalu. Karena itu, mereka menerima hukuman skorsing dari sekolah hingga tamat sekolah.

Orangtua keenam siswa tersebut tidak menerima anaknya dihukum demikian. Mereka berpendapat, anak-anak itu tidak bersalah karena pemukulan itu dilakukan untuk membela diri.

“Ada satu orang di antara mereka yang dipegang-pegang. Maka mereka melakukan perlawanan untuk membantu temannya,” kata Frans Paulus, orangtua salah satu siswa, Kamis (5/2/2015) di Jakarta. [Baca: Orangtua Siswa SMAN 3 Laporkan Kepala Sekolah ke Polda Metro]

Frans pun menuturkan kronologi pemukulan tersebut berdasarkan keterangan dari keenam siswa tersebut. Pada Jumat sekitar pukul 17.00, seorang siswa berinisial EM mengendarai sepeda motor dan melintas di sekitar apartemen Four Season, Setiabudi, Jakarta Selatan. Kemudian, motornya tiba-tiba dihentikan oleh Erick.

Menurut cerita EM, Erick mengaku sebagai polisi dan meminta surat-surat saat menghentikan motor EM. Alih-alih memberikan apa yang diminta Erick, EM justru merasa curiga karena mencium bau alkohol dari mulut Erick.

Dia pun meminta Erick menunjukan bukti bahwa dia benar-benar polisi. Namun, yang didapat EM justru adalah makian keras. Tak lama, teman EM, yaitu PC dan HJ datang. Namun, Erick malah melecehkan HJ dengan memegang tangan dan pipi siswi kelas XII itu. HJ pun berteriak.

PC pun mengajak HJ dan EM untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, Erick justru membentak-bentak bahkan sampai akan memukul mereka. Karena merasa terancam, PC pun memukul Erick dengan dibantu beberapa temannya, yaitu PR, AE dan MR.

Atas tindakan itu, Erick mengalami luka-luka di sekujur tubuh hingga tulangnya retak. Warga yang melihat kejadian itu lantas melaporkannya kepada pihak sekolah. Sekolah kemudian memberikan hukuman berupa skorsing kepada keenam siswa.

Sementara itu, menurut Kepala Sekolah SMAN 3 Retno Listiyarti, keterangan yang didapat dari siswa dan Erick berbeda. Karena itu, pihak sekolah telah mempertimbangkan hukuman yang tepat bagi keenam siswa tersebut.

Keenam siswa yang dihukum skorsing tersebut duduk di kelas XII. Skorsing dimulai pada 11 Februari-9 Maret dan 16 Maret-13 April. Namun, mereka masih diizinkan untuk mengikuti ujian praktik, ujian sekolah, dan ujian nasional. [Baca: SMAN 3 Pilih Tak Keluarkan 6 Siswa Terlibat Pemukulan]

“Ini adalah win-win solution, pihak sekolah siap bertanggung jawab atas keputusan ini,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Megapolitan
Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com