Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

106 Anggota DPRD Belum Gajian, Klaim Pinjam Uang Sana-sini

Kompas.com - 06/02/2015, 20:53 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 106 anggota DPRD DKI belum menerima gaji selama dua bulan, yakni Januari dan Februari ini. Anggota DPRD DKI fraksi PDI Perjuangan Elyzabeth CH Mailoa bahkan mengklaim dia terpaksa meminjam uang teman-temannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

"Sudah dua bulan ini belum gajian, ya prihatin dulu lah. Terpaksa pinjam (uang) teman, saudara, keluarga untuk (memenuhi) kebutuhan hidup sehari-hari," kata wanita yang akrab disapa Else itu, Jumat (6/2/2015). 

Ia mengaku pasrah gajinya belum dicairkan oleh Pemprov DKI. Selain itu, kata dia, keterlambatan pembayaran gaji anggota dewan ini disebabkan molornya pengesahan anggaran pendapatan dan belanja derah (APBD) DKI 2015.

Hal senada juga disampaikan anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo. Politisi PDI-P itu menjelaskan, seharusnya setiap tanggal satu, anggota dewan sudah menerima gaji. 

Menurut dia, memang di awal tahun, biasanya pembayaran gaji anggota dewan selalu telat karena pengesahan APBD DKI. "Mestinya di bulan Februari sudah mulai realisasi," kata Dwi Rio.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik menyayangkan keterlambatan pembayaran gaji ini. Bahkan ia menuding Pemprov DKI kerap melakukan kesalahan dan menelantarkan kewajiban mereka.

"Misalnya pembayaran listrik beberapa bulan lalu tertunggak sehingga lampu sejumlah taman di Jakarta gelap gulita. Sekarang giliran gaji PNS dan anggota DPRD yang tertunda. Kasus semacam ini jadi pil pahit Gubernur Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) DKI buat bekerja lebih baik," ucap Taufik.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Hak Keuangan dan Protokoler DPRD, jumlah gaji anggota DPRD masih sama seperti periode sebelumnya.

Gaji tersebut terdiri atas lima komponen, yaitu uang representasi, tunjangan jabatan, tunjangan komunikasi intensif, tunjangan operasional, dan tunjangan perumahan.

Untuk uang representasi, Ketua DPRD mendapatkan Rp 3 juta dan Wakil Ketua mendapatkan Rp 2,4 juta, sedangkan para anggota mendapatkan Rp 2,25 juta. Untuk tunjangan jabatan, Ketua DPRD mendapatkan Rp 4,35 juta, Wakil Ketua mendapatkan Rp 3,48 juta, dan anggota mendapatkan Rp 3,26 juta.

Sementara itu, untuk tunjangan komunikasi intensif, semua anggota DPRD mendapat Rp 9 juta.  Kemudian untuk tunjangan operasional, Ketua mendapatkan Rp 18 juta dan Wakil Ketua mendapatkan Rp 9,6 juta.

Tunjangan ini tidak diberikan pada anggota lainnya. Tunjangan terakhir adalah tunjangan perumahan. Untuk tunjangan ini, hanya Wakil Ketua dan anggota yang mendapatkannya. Sebab, Ketua DPRD DKI mendapat rumah dinas di Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat.

Adapun besaran tunjangan perumahan Wakil Ketua mendapatkan Rp 20 juta, sedangkan anggota mendapatkan Rp 15 juta.

Apabila dijumlahkan, maka gaji per bulan yang diterima oleh anggota DPRD yaitu: Ketua Rp 35.163.260 dan Wakil Ketua Rp 45.161.920, sedangkan para anggota Rp 30.291.320. Gaji Wakil Ketua lebih besar dari Ketua DPRD disebabkan karena adanya tunjangan perumahan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com