Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Semua Jalur Transjakarta Dibeton

Kompas.com - 17/02/2015, 12:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pascabanjir pekan lalu, tidak hanya jalan raya yang berlubang, jalur transjakarta juga rusak. Februari tahun lalu, saat masih menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berjanji untuk membeton semua jalur bus transjakarta. Kini, setelah menjadi gubernur, Basuki kembali menjanjikan hal yang sama, betonisasi busway.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa (17/2/2015), belum semua jalur transjakarta dibeton. Contohnya di jalur transjakarta koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni), jalur transjakarta depan WTC Mangga Dua, jalur transjakarta Gunung Sahari, dan lainnya.

"Kami ingin orang naik transjakarta di jalur bus itu betul-betul mulus dan dibetonkan. Kami ingin mendorong orang naik kendaraan umum dan membuat nyaman jalur transjakarta itu," kata Basuki, di Balai Kota, Selasa. 

Menurut dia, beban unit transjakarta gandeng yang seberat 31 ton ditambah dengan rendaman banjir membuat busway mudah rusak. Sehingga, Basuki menginstruksikan Dinas Bina Marga DKI untuk membongkar dasar dan memperkuat jalur transjakarta.

Pria yang akrab disapa Ahok itu meminta Dinas Bina Marga menyelesaikan betonisasi jalur transjakarta, tahun ini. Sama seperti tahun lalu, Basuki mengatakan teknologi betonisasi yang cepat kering ini akan dilakukan oleh Holcim.

"Mereka (Holcim) cuma punya dua tim untuk bekerja, belum lagi mereka perbaiki jalan rusak lainnya. Saya maunya tiap 1-5 menit, busnya lewat. Saya enggak mau toleransi, sekarang 12 koridor transjakarta harus bagus (jalannya)," kata Basuki. 

Perbaikan jalan melalui teknik beton, diyakini Basuki, akan lebih tahan lama dan menyerap air. Teknologi Holcim, lanjut Basuki, menawarkan teknologi betonisasi yang hanya selama 5 jam, bisa langsung kering jalannya.

Biasanya, jalan beton, baru dapat dilintasi setelah dua minggu. Namun, dengan menggunakan teknologi yang ditawarkan oleh perusahaan semen tersebut, proses pengeringan berlangsung lebih cepat. Beton juga diyakini dapat menyerap air sehingga tidak akan rusak bila terkena atau terendam air.

"Saya pengin mereka kerja jam 10 malam, jam 5 paginya perbaikan jalan sudah selesai. Kalau enggak ada hujan, kami bisa jamin (perbaikan jalan selesai). Tetapi kami sekarang tetap kerja," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com