Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Terbuka soal Kewenangan Tata Kelola Air

Kompas.com - 17/02/2015, 21:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Tata Air menyatakan terbuka terhadap wacana pemberian kewenangan terkait pengaturan sistem drainase lintas kota/kabupaten dan provinsi. Namun, fungsi itu dinilai telah dijalankan, antara lain, oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan, pihaknya sedang mengkaji pemberian kewenangan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk mengatur sistem drainase, termasuk aliran sungai yang melintasi wilayah kota/kabupaten dan provinsi lain. Hal ini agar gubernur bisa mengambil kebijakan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi dan meminimalkan dampak bencana.

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono, Senin (16/2), mengatakan, pihaknya belum pernah membahas wacana itu dengan pemerintah pusat. ”Bisa saja (diberi kewenangan), tetapi perlu dipertimbangkan lagi dampaknya,” ujarnya.

Menurut Agus, khusus untuk daerah aliran Sungai Ciliwung, fungsi pengaturan lintas wilayah sebenarnya telah dilakukan BBWS Ciliwung-Cisadane. Antar-pemerintah daerah membentuk badan koordinasi yang membahas masalah-masalah lintas kota/kabupaten atau provinsi.

Terkait penanganan banjir, Pemprov DKI Jakarta kini fokus pada normalisasi saluran, sungai, dan waduk, serta menyelesaikan peninggian tanggul di pesisir utara, membangun rumah pompa, dan memperkuat sistem polder. Bersama pemerintah pusat, Pemprov DKI menganggarkan ratusan miliar rupiah untuk membebaskan lahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tujuannya mengendalikan aliran air permukaan ke hilir sungai.

Tangerang

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, pihaknya setuju dengan langkah yang diambil Kementerian PU untuk menyerahkan kewenangan pengolahan tata air lintas kota dan kabupaten di Jabodetabek kepada DKI.

”Ya, bagus kalau (DKI) diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh (mengelola tata air lintas kota dan kabupaten di Jabodetabek). Konsekuensinya, sekaligus memperoleh dana untuk kegiatan atau program pembangunannya (tata kelola air),” kata Arief kepada Kompas di pusat pemerintahan Kota Tangerang, Senin.

Menurut Arief, sewajarnya DKI meminta tanggung jawab penuh karena banyak program mereka yang bersangkutan dengan pemerintah pusat. ”Mungkin bagi DKI yang punya finansial untuk mendanai program-program mereka. Tetapi, wilayah kota/kabupaten sekitar DKI memiliki anggaran terbatas sehingga masih membutuhkan suntikan anggaran untuk program tata kelola air di wilayah masing-masing,” ujarnya. (PIN/NEL/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com