Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Enggak Jadi Lurah di Kampung Melayu? Tempatnya Basah"

Kompas.com - 08/03/2015, 12:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam unek-unek keluar dari mulut warga Kampung Melayu dalam acara diskusi bertema "Mengatasi Banjir Bersama Warga" yang diselenggarakan di RW 08 Kebon Pala Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (8/3/2015) pagi.

Warga bahkan tidak segan menyindir para pejabat yang menghadiri acara yang diadakan di aula Masjid Jami Ittilaadul Ikhwan tersebut.

Para pejabat yang hadir adalah anggota DPD DKI AM Fatwa, Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, Kepala Dinas Perumahaan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Ika Lestari Aji, Kepala BPBD Denny Wahyu Haryanto, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadaen Tengku Iskandar, dan pejabat pemda lainnya.

Dalam diskusi, warga diberi kesempatan melakukan tanya jawab dengan sejumlah pejabat yang hadir. Misalnya, Abdul Aziz Dahlan, warga RW 07. Abdul berharap, pejabat pemerintah tidak menjadikan musibah banjir sebagai cara untuk mencari keuntungan, khususnya dalam proyek normalisasi di wilayahnya tersebut.

"Semua unsur masyarakat harus dilibatkan, jangan hanya RT dan RW. Sehingga tidak terjadi penyelewengan. Nanti anggaran dari pemerintah A, tapi sampai ke masyarakat bukan A," kata Abdul.

Sindiran lain datang dari Windu, warga RW 01 Bidaracina. Windu mengatakan masyarakat sudah tak percaya dengan pejabat pemerintah dalam hal menangani banjir. "Suara masyarakat kurang percaya sama bapak-bapak di depan ini," ujar Windu.

Windu menuding, pejabat ada yang memanfaatkan keuntungan dari musibah banjir. "Di mana-mana jadi pejabat itu di tempat yang basah, mau enggak jadi lurah Kampung Melayu?. Tempatnya basah," ujarnya. Banyak hadirin yang tertawa dengan ucapan Windu tersebut.

Sementara warga Tanah Rendah lainnya, Muhammad Rifki mengungkapkan hal senada. Dia berharap, pemerintah serius menangani banjir di wilayahnya. "Persoalan banjir bukan cuma diskusi ke diskusi, tetapi ke praktik. Sejak gubernurnya Ahok, 1 tahun sekali banjir. Dulu 5 tahun sekali," ujar Rifki.

Menjawab keluhan ini, Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana menyatakan bahwa pihaknya serius dalam menangani banjir untuk warga.

Menurut Bambang, pejabatnya akan bekerja maksimal mengatasi banjir. "Kami serius Pak, target saya, sampai kapan saya dicopot, saya akan maksimal," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Megapolitan
Habis Isi Bensin, Motor Pedagang Tahu Bulat Hangus Terbakar di Pamulang

Habis Isi Bensin, Motor Pedagang Tahu Bulat Hangus Terbakar di Pamulang

Megapolitan
Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Megapolitan
Ingin 'Naik Kelas', Pemilik Konfeksi di Tambora Harap Ada Binaan dari Pemerintah

Ingin "Naik Kelas", Pemilik Konfeksi di Tambora Harap Ada Binaan dari Pemerintah

Megapolitan
Sebatang Kara, Lansia yang Meninggal Terbakar Dalam Gubuk di Pejaten Hidup Tanpa Listrik dan Air

Sebatang Kara, Lansia yang Meninggal Terbakar Dalam Gubuk di Pejaten Hidup Tanpa Listrik dan Air

Megapolitan
Ridwan Kamil Dinilai Bisa Jadi Ancaman Bagi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Ridwan Kamil Dinilai Bisa Jadi Ancaman Bagi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Anies Deklarasi Maju Pilkada DKI, Pengamat: Dia Yakin karena Elektabilitasnya Tinggi

Anies Deklarasi Maju Pilkada DKI, Pengamat: Dia Yakin karena Elektabilitasnya Tinggi

Megapolitan
Pencuri Modus Geser Tas Beraksi di Mal Jaksel, Pelaku Mondar-mandir di Dekat Korban

Pencuri Modus Geser Tas Beraksi di Mal Jaksel, Pelaku Mondar-mandir di Dekat Korban

Megapolitan
Lansia Sebatang Kara yang Tewas dalam Kebakaran di Pejaten Barat Bekerja Sebagai Pengemis

Lansia Sebatang Kara yang Tewas dalam Kebakaran di Pejaten Barat Bekerja Sebagai Pengemis

Megapolitan
Korban Tewas dalam Kebakaran di Pejaten Barat adalah Lansia Sebatang Kara

Korban Tewas dalam Kebakaran di Pejaten Barat adalah Lansia Sebatang Kara

Megapolitan
Ditanya Soal Wacana Duet pada Pilkada Jakarta, Kaesang: Paling Realistis dengan Anies

Ditanya Soal Wacana Duet pada Pilkada Jakarta, Kaesang: Paling Realistis dengan Anies

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com