Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2015, 09:27 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Evaluasi APBD DKI 2015 oleh Kementerian Dalam Negeri direncanakan selesai dan dikembalikan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 13 Maret mendatang. Jika sudah dikembalikan, draf APBD itu harus kembali melalui tahap penyempurnaan selama 7 hari sebelum akhirnya disahkan.

Akan tetapi, penyempurnaan APBD itu harus dilakukan oleh Pemprov DKI bersama DPRD DKI. Padahal, hubungan antara keduanya sedang merenggang akibat konflik APBD ini.

Apabila keduanya tidak menemukan kesepakatan bersama dalam penyempurnaan, akhirnya ditempuhlah jalan terakhir, yaitu APBD DKI tahun 2015 menggunakan anggaran tahun lalu. Untuk menggunakannya, maka Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan mengeluarkan peraturan gubernur yang diperkuat dengan keputusan Mendagri.

Dengan segala ketegangan yang terjadi saat ini, setujukah DPRD DKI jika Ahok sampai mengeluarkan pergub?

Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana berharap, Pemprov DKI mau melakukan penyempurnaan APBD bersama-sama dengan DPRD. Pemprov diminta mematuhi ketentuan yang dibuat Kemendagri soal penyempurnaan APBD setelah evaluasi.

"Mencoba dong membahas bersama seperti perintah Undang-undang," ujar Lulung, di Jakarya, Selasa (11/3/2015).

Lulung menegaskan, DPRD akan semakin kecewa jika Pemprov DKI tidak mau membahas bersama. Menurut Lulung, Ahok kembali melawan perintah dari Kemendagri jika berbuat seperti itu. Jika setelah penyempurnaan masih terjadi perbedaan pendapat, atau kata lain deadlock, Lulung mengatakan, DPRD akan menyetujui pergub.

Ada nada kecurigaan dari Lulung ketika mengatakan hal ini. Sekalipun pergub diatur Undang-undang dan DPRD setuju, Lulung melihat kesan bahwa Ahok sengaja membuat masalah ini deadlock. Sehingga, APBD bisa menggunakan anggaran tahun lalu.

"Tapi kalau Ahok pasti enggak akan mau membahas. Karena yang dia kejar itu anggaran belanja tahun 2014 dan itu tidak pakai perda harus pergub. Ya berarti kalau deadlock, kembali ke anggaran 2014," ujar Lulung.

Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik juga mengusulkan hal yang sama. Dia menginginkan Pemprov DKI membahas dulu bersama DPRD sebelum pergub dikeluarkan. Pergub adalah jalan keluar jika tak ada lagi solusi.

Taufik berharap, Pemprov DKI tidak lagi bersikap seperti tahap perubahan APBD. Ketika itu, Pemprov tidak membahas bersama DPRD dan langsung mengirim draf APBD ke Kemendagri.

"Pokoknya kembalilah pada Undang-undang. Ngatur pemerintahan itu jangan ngatur sendiri," ujar Taufik.

Ketua Fraksi Partai NasDem, Bestari Barus, berkata berbeda. Menurut dia, apabila tidak ada kesepakatan, maka Mendagri memutuskan.

"Jadi kalau pak Ahok bilang mau turunkan pergub, itu bukan karena dia bisa keluarkan pergub, tapi UU yang mengatakan itu," kata dia.

Bestari mengatakan, memang seakan-akan "bola" berada di tangan Ahok (sapaan Basuki) untuk bebas mengeluarkan pergub. Padahal tidak. Keluarnya pergub nanti merupakan ketentuan dari Kemendagri jika eksekutif dan legislatif tidak menemukan kata sepakat.

Hal tersebut, kata Bestari, sudah sesuai dengan hukum. Sejalan dengan keinginan DPRD yang menjalani proses APBD ini sesuai hukum.

Bestari mengatakan, hal itu lebih baik daripada APBD bukan hasil pembahasan bersama malah disahkan. Hal itu, kata Bestari, justru tidak sesuai dengan ketentuan hukum.

"Nah pergub itu kita sepakat. Silakan. Kita enggak akan ngotot lagi. Tapi ketika itu (APBD yang disahkan) bukan hasil bahasan dengan dewan, kawan-kawan berkeberatanlah," ujar Bestari.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com