Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus UPS "Menyetrum" Begal Anggaran di Jakarta

Kompas.com - 16/03/2015, 14:06 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Perangkat uninterruptible power supply atau UPS yang biasanya tersembunyi di ruangan terkunci atau di bawah meja kerja tiba-tiba menjadi sorotan tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di seluruh negeri. Hal itu terjadi setelah kasus dugaan korupsi pengadaan perangkat pemasok daya bebas gangguan tersebut menyetrum sejumlah pihak di kalangan legislatif dan eksekutif di DKI Jakarta.

Terkuaknya kasus ini bermula dari perseteruan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan anggota DPRD DKI Jakarta mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2015. Perseteruan itu berujung pada pengajuan hak angket oleh anggota Dewan.

Basuki kemudian mengungkap dugaan praktik tak wajar dalam pengadaan sejumlah barang. Seperti diberitakan di Kompas, Selasa (3/3), ada dugaan penyimpangan APBD tahun 2014, yaitu pengadaan 49 UPS untuk 49 sekolah di Jakarta. Kucuran anggaran pengadaan UPS ada yang mencapai Rp 5,8 miliar untuk satu sekolah. Di RAPBD tahun 2015, pengadaan UPS dianggarkan kembali dan menelan dana masing-masing Rp 3 miliar untuk 40 sekolah.

Polda Metro Jaya menangani kasus dugaan korupsi pengadaan UPS dan sudah meningkatkan statusnya menjadi penyidikan. Calon tersangka pun sudah dikantongi oleh para penyidik. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, seluruh pihak yang terlibat dalam penganggaran, pelelangan, dan pengadaan UPS, termasuk Dewan maupun pihak eksekutif, bakal diperiksa.

Angka fantastis

Dari penelusuran di salah satu sekolah, kapasitas UPS yang tertulis mencapai 120 kVA. Kapasitas tersebut, menurut Suharlim Tedjokusumo, Direktur PT Konexindo, sebuah perusahaan yang di antaranya bergerak dalam bidang UPS, terlalu besar untuk sebuah sekolah. UPS-UPS seharga miliaran rupiah itu lebih cocok untuk menopang sebuah pusat data (data center) atau infrastruktur kritis lain.

"Harga UPS itu bisa dilihat dari kapasitasnya, berapa kVA. Perlu dibedakan apa yang harus di-back-up oleh UPS itu. Biasanya kan hanya komputer agar sejumlah data penting tidak hilang. Jadi tidak harus semua diback up, seperti lampu, atau AC, atau segala macam itu tidak perlu," kata Suharlim.

Suharlim menjelaskan, kegunaan UPS itu yang utama adalah untuk memberikan daya cadangan saat terjadi pemutusan daya utama selama sekitar 15 menit sebelum berpindah ke tenaga genset.

Sebagai perbandingan, ujar Suharlim, saat ini UPS berkapasitas 20 kVA berkualitas bagus harganya tidak lebih dari 10.000 dollar AS atau sekitar Rp 130 juta. "Kalau UPS satu fase dengan kapasitas 20 kVA itu paling harganya di bawah 10.000 dollar AS. Katakanlah sekolah mau tiga fase, tinggal kali tiga, masih di bawah 30.000 dollar AS," kata Suharlim.

Suharlim menjelaskan, harga tersebut bisa lebih mahal jika misalnya pemakai UPS tersebut ingin agar tenaga cadangan itu bisa menyuplai daya hingga lebih dari 15 menit. "Katakanlah sampai satu atau dua jam, ya harus ditambah baterai, tentu itu lebih mahal," katanya.

Namun, karena fungsinya yang hanya sebagai tenaga cadangan sebelum menghidupkan genset, tidak dibutuhkan cadangan untuk waktu yang terlalu lama. "Jadi, UPS itu bukan untuk memberikan daya sampai dua hari. UPS memberi daya sementara selama sekitar 15 menit," ujarnya.

Sekolah sebenarnya bisa menggunakan perangkat UPS individu yang fungsinya sama, memberikan tenaga cadangan pada komputer saat listrik PLN mati. Selain fungsinya yang sama, harga per UPS pun relatif murah. "Sekitar 100 dollar AS (Rp 1,3 juta) sudah dapat satu UPS," kata Suharlim.

Katakanlah sebuah sekolah memiliki 100 komputer, maka biaya yang diperlukan untuk pengadaan UPS itu tidak sampai Rp 150 juta. Di pasaran, sangat banyak ditawarkan UPS-UPS dengan harga relatif murah di bawah sekitar Rp 1 juta per unit.

Setara Fairbanks

Jika dikalkulasikan, total biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan UPS bagi sekolah-sekolah di Jakarta pada tahun 2014 mencapai lebih dari Rp 300 miliar. Dana yang cukup besar, bahkan setara dengan dana pengadaan alat cadangan listrik bagi sebuah kota.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

[POPULER JABODETABEK] Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel | Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com