Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Perampok Semakin Sadis dan Berdarah Dingin...

Kompas.com - 17/03/2015, 14:24 WIB

Penegak hukum dan penegakan hukum yang belum ideal menjadi pemicu terjadinya kejahatan juga dibenarkan Erlangga Masdiana, dosen kriminologi Universitas Indonesia. Menurut Erlangga, saat ini ada pengotak-kotakan di kalangan aparat penegak hukum. Di dalam masing-masing lembaga penegak hukum itu juga terkesan ada pengotakan.

Erlangga menambahkan, masyarakat sekarang juga melihat kontrol sosial dalam bentuk hukuman yang bertujuan mereduksi kejahatan ternyata tidak membuat kejahatan berkurang. Hal ini berarti ada lembaga-lembaga penting yang tidak bekerja efektif. "Hukum menjadi komoditas," katanya.

Dalam menangani kasus kejahatan pembegalan, Erlangga berpendapat, polisi sudah bekerja optimal. Mereka sudah cukup tegas. Namun, untuk menekan drastis kejahatan jalanan, akan sulit jika aparat penegak hukum lain, termasuk pemerintah daerah, tak konsisten dalam penegakan aturan hukum.

Pasalnya, pemerintah daerahlah yang memiliki kewenangan melarang orang-orang menjual, misalnya, suku cadang kendaraan bermotor ilegal. "Kalau banyak toko menjual barang-barang seperti itu, pemda harus merazianya dan mencabut izin usaha pemilik toko," katanya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, kepolisian akan terus melaksanakan Operasi Cipta Kondisi dengan sasaran pemberantasan kejahatan pencurian atau perampasan kendaraan bermotor, yang sudah dijalankan sejak Januari lalu.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Heru Pranoto menambahkan, data menunjukkan, kejahatan pencurian atau perampasan sepeda motor dalam tiga bulan terakhir turun dibandingkan periode sama tahun 2014. Penurunannya bahkan sampai 10 persen.

"Operasi yang gencar kami laksanakan tidak lain untuk memberikan kepastian rasa aman kepada masyarakat," kata Heru.

PJU dipasang

Sementara itu, Pemerintah Kota Tangerang mulai memasang lampu penerangan jalan umum (PJU) di jalanan minim penerangan yang dinilai rawan aksi begal. Sebagai langkah awal, 41 lampu PJU sudah dipasang di Jalan Ir H Juanda, Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper, yang menjadi akses warga Batuceper, Benda, dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Kehadiran lampu penerangan ini disambut baik warga. "Selama ini warga jarang melewati jalan ini pada malam hari, terutama setelah maraknya aksi begal di wilayah lain. Kalau lewat di tempat ini, kami selalu waspada. Tetapi, sekarang sudah terang, jadi aman," kata Tarjo (35), warga Batusari, Senin.

Hal itu diakui Jayadi, Ketua RT 003/004 Kelurahan Batusari. Menurut dia, pemasangan PJU dilakukan mulai dari persimpangan Jalan Pembangunan III sampai persimpangan Jalan Pembangunan I. (ILO/RTS/RAY/PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 2 July 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rencana Pembatasan Usia Kendaraan 10 Tahun di Jakarta Untuk Siapa? | Bocah di Depok Tertabrak di Tol Cijago Saat Berkeliaran

[POPULER JABODETABEK] Rencana Pembatasan Usia Kendaraan 10 Tahun di Jakarta Untuk Siapa? | Bocah di Depok Tertabrak di Tol Cijago Saat Berkeliaran

Megapolitan
Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Suami yang Bunuh Istrinya di Pulogadung Bekerja Sebagai Pegawai KAI

Megapolitan
Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Pengemudi Ojol Sempat Dibuntuti Preman Usai Ambil Paket Misterius Berisi Sabu di Cengkareng

Megapolitan
Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Duduk Perkara Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Bermula dari Persoalan Kunci Rumah

Megapolitan
Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Pemprov DKI Bentuk Tim Khusus untuk Urus WNA Pengungsi di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Megapolitan
Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Megapolitan
Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Pegawainya Diduga Bunuh Diri, Restoran BBQ Korea di Blok M Langsung Tutup

Megapolitan
2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi 'Online' dan Video Asusila

2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi "Online" dan Video Asusila

Megapolitan
Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Megapolitan
Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Polisi Duga Bocah yang Tewas di Tol Cijago Ditabrak Mobil Saat Sedang Kejar Layang-layang

Megapolitan
Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Ditinggal Pergi Orang Tersayang dalam Sekali Waktu, Kini Dea Masih seperti Mimpi

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Pengemudi Ojol di Jakbar Temukan 1 Klip Sabu dalam Paket yang Diantarnya

Megapolitan
Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Pasar TU Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Capai Rp 2 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com