Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontraktor Diminta Percepat Pekerjaan, Tol Tanjung Priok Rampung Akhir 2015

Kompas.com - 17/03/2015, 20:16 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Akses Tol Tanjung Priok (ATP) Ditjen Bina Marga Kementerian PU, Bambang Nurhadi, meminta para kontraktor dapat segera menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan tol itu sudah memakan waktu lebih dari setahun.

"Kontraktor suruh bekerja cepat. Karena apa, tanah sudah selesai, ya tinggal proses pengerjaan kontraktor," kata Bambang kepada Kompas.com saat ditemui di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (17/3/2015).

Sebelumnya, proyek tol ini sempat mengalami kendala dalam pembebasan lahan. Salah satunya dari warga di sekitar Simpang Jampea Jalan Sulawesi, Koja.

Warga di sana meminta ganti rugi yang lebih tinggi dibanding penilaian, yakni sebesar Rp 35 juta per meter dari Rp 12 juta per meter.

Proses sengketa itu, kata Bambang sudah selesai. Pengadilan Tinggi Jakarta memenangkan pemerintah sebagai pemilik lahan. Sekretaris Kota Jakarta Utara, Junaedi membenarkan pemerintah memenangkan di pengadilan tinggi atas gugatan beberapa warga Koja yang tak puas dengan uang ganti rugi.

"Sudah lebih 75 persen ada konsinyasi dari 83 warga. Pengadilan Tinggi Jakarta sudah membatalkan putusan PN yang memenangkan penggugat," kata Junaedi.

Pekerjaan tol Tanjung Priok, kata Bambang, sekarang ini nyaris tanpa hambatan, kecuali dari kontraktor. [Baca: Babak Baru Tol Tanjung Priok]

Pilar-pilar untuk penyanggah ATP, kata Bambang juga sudah hampir terpasang semua oleh kontraktor. "ATP sudah banyak progresnya. Bisa dilihat di lapangan," kata Bambang.

Dia mengungkapkan instansinya akan mendorong penyelesaiaan ATP ini pada akhir tahun 2015. Sehingga nanti masyarakat akan terhindar dari kemacetan di jalur-jalur protokol.

"Akhir 2015 lah ya. Saya push, karena memang tidak ada kendala lagi," ucapnya.

Proyek senilai triliunan rupiah itu akan terbagi menjadi beberapa seksi. Seksi E1 Rorotan-Cilincing (3,4 kilometer). Seksi E2 Cilincing-Jampea (2,74 kilometer). Seksi E2A Jampea-Simpang Jampea (1,92 kilometer).

Seksi NS Direct Ramp (1,1 kilometer) dan Seksi NS Link Simpang Jampea-Yos Sudarso (2,42 kilometer).

Proyek ATP ini guna mengurangi kemacetan yang terjadi di Jakarta Utara. Kemacetan yang terjadi seperti di Jalan Cilincing dan Yos Sudarso disebkan kendaraan angkutan barang seperti truk kontainer yang berkeliaran di jalan-jalan tersebut.

Nantinya, setelah ada ATP, truk kontainer akan memiliki akses langsung menuju pelabuhan tanpa harus melewati jalan protokol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com