"Dari hasil reses, kami temukan kondisi di Jakarta Utara, mulai dari infrastruktur, lingkungan jauh perbedaannya dengan daerah lain," kata M Taufik, di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Rabu (1/4/2015).
Kondisi infrastruktur lingkungan yang buruk itu ditemukan dari Kamal sampai Marunda. Kondisi buruk itu, kata dia, yang menyebabkan banjir di Jakarta Utara.
Selain karena infrastruktur lingkungan yang buruk, M Taufik juga mengkritisi masalah pompa yang kurang di wilayah tersebut, terutama daerah Warakas. Pompa yang kurang berdampak pada aliran air yang lambat.
"Kalau pompanya bagus dan terpenuhi, minimal dua kecamatan (Pademangan dan Tanjung Priok) selesai," kata M Taufik.
M Taufik juga mengeluhkan tentang kondisi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Khusus di Jakarta Utara, ia pernah menemukan kondisi permintaan izin oleh nelayan ke PTSP yang lama.
"Kamu kedatangan layanan beberapa hari yang lalu. Nelayan mengurus izin untuk melaut ke PTSP. Pak katanya satu atap, tapi kok lama sekali. Ada yang sudah sebulan, tapi belum keluar izinya," kata dia lagi.
Akibatnya, nelayan-nelayan tersebut tidak berani melaut. Melihat kondisi itu, kata M Taufik, PTSP harus bisa bekerja dengan cepat. "Bayangin aja sebulan enggak cari duit. Gara-gara belum keluar izinnya," kata M Taufik.
Selain itu, dia juga menyorot ketersediaan fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, di Jakarta Utara. Menurut dia, seharusnya Jakarta Utara memiliki rumah sakit yang memiliki fasilitas mumpuni, seperti RS Koja. Sebab, kata dia, warga di wilayah ini lebih rentan terkena penyakit.
"Lebih banyak mungkin sakit orang Jakarta Utara dibanding wilayah lain," kata M Taufik.
Asumsi ini, kata M Taufik, berangkat dari amatannya di wilayah Jakarta Utara. Selama ini, daerah pemilihannya ini masih kurang dalam hal kebersihan lingkungan.
"Lingkungan kurang bersih. Ekonominya seret. Ini yang saya kira sepanjang lima tahun ke depan kerjanya harus baik lagi," ujar M Taufik.