JAKARTA, KOMPAS.com — Gedung Graha Garuda Tiara Indonesia kini tinggal kenangan. Bangunan yang berdiri semasa era Presiden kedua RI, Jenderal Besar Soeharto, ini sudah rata dengan tanah. Diruntuhkannya bangunan berarsitektur Garuda Pancasila ini juga masih menimbulkan tanya.
Mengapa Gedung Garuda Pak Harto itu dibongkar?
Salah satu warga di RT 05 RW 05 Desa Cibeureum, Kelurahan Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, yang ditemui Kompas.com, Kamis (16/4/2015), hanya menggelengkan kepala ketika ditanya mengapa gedung tersebut sampai dibongkar.
"Saya enggak tahu. Tapi yang saya dengar, pas dibongkar, tanah di situ itu diambil-ambilin pakai truk. Sampai banyak truknya, katanya buat dijual," ucap perempuan tersebut.
Menurut dia, selain tanah merah diangkut, besi-besi dari reruntuhan gedung juga diambil. Entah tanah merah dan besi itu itu dibawa ke mana, perempuan yang tak mau disebut namanya itu pun tak tahu. Padahal, antara permukiman RT 05 RW 05 dan Gedung Garuda hanya dipisah oleh Jalan Narogong dengan waktu tempuh kurang dari 10 menit.
"Penggalian tanah itu mulai habis Lebaran tahun kemarin (2014), setelah selesai gedung dibongkar," ujar dia.
Ketika dirobohkan, tak ada warga yang menolak. Namun, menurut dia, aksi protes sempat dilakukan warga dengan berdemo lantaran pembongkaran tak memperhatikan dampak lingkungan.
"Dulu didemo pas dibongkar karena tanah yang dikeruk itu bikin debu di jalan (Narogong). Kadang orang suka kecelakaan, karena licin pas hujan," ujarnya.
Sebelumnya, bangunan yang merupakan satu jejak kejayaan Pak Harto itu kini tersisa puing-puing. Menurut warga setempat, gedung itu dibongkar pada awal 2014. Nyaris tak ada yang tersisa, selain hamparan luas tanah merah, beberapa bekas tiang pancang yang jumlahnya tak banyak, dan hutan bambu. (Baca: Misteri Garuda Pak Harto yang Kini Rata dengan Tanah)
Mungkin salah satu yang masih tersisa hanya sebuah monumen gedung yang dulunya bertuliskan "Graha Garuda Tiara Hotel dan Konvensi", yang ditutupi lapak pedagang di pinggir Jalan Narogong di depan area tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.