Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi A DPRD Sebut Pegawai Biro Hukum DKI Tak Bisa "Bertarung" di Pengadilan

Kompas.com - 07/05/2015, 19:18 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD DKI, Syarif, mengatakan, pegawai Bidang Pelayanan Bantuan Hukum Biro Hukum DKI memang tidak dapat "bertarung" di pengadilan. Syarif mengatakan, hal itu merupakan salah satu penyebab Pemerintah Provinsi DKI sering kalah ketika menghadapi sebuah perkara hukum.

"Persoalan menghadapi di meja hijau, di pengadilan itu kan mirip-mirip seperti pertarungan tinju profesional. Orang hukum kita di Biro Hukum itu sama-sama tahu kalau emang SDM-nya enggak bisa bertarung di pengadilan," ujar Syarif di Gedung DPRD DKI, Kamis (6/5/2015).

Karena itu, kata Syarif, Biro Hukum DKI harus menyewa pengacara-pengacara dengan pihak ketiga.

Sebenarnya, kata dia, Biro Hukum DKI sudah menganggarkan untuk urusan sengketa di pengadilan sebesar Rp 11 miliar untuk tahun 2014. [Baca: Ini Penyebab DKI Sering Kalah di Pengadilan]

Kemudian, anggarannya meningkat menjadi Rp 18 miliar pada tahun 2015. Namun, kata Syarif, anggaran tersebut tidak dapat terserap. Dalam rapat bersama eksekutif, Syarif mendengar alasan tidak terserapnya anggaran tersebut.

Syarif mengatakan, harga satuan yang ditetapkan Biro Hukum dengan kantor pengacara tidaklah cocok. Ketika dicoba untuk disusun ulang, waktu yang dibutuhkan sudah tidak mencukupi batas waktu lelang yang ada. [Baca: Biro Hukum Sebut Pemprov DKI Lebih Sering Menang daripada Kalah di Pengadilan]

Menurut dia, Pemprov DKI memiliki jadwal lelang untuk kegiatan nonfisik, seperti pengadaan jasa pada akhir tahun.

Untuk memenangkan perkara-perkara dalam meja hijau, Syarif menegaskan bahwa Pemprov DKI harus menggunakan jasa pengacara, bukan Biro Hukum yang merupakan pegawai Pemprov DKI.

"Jadi Biro Hukum itu kan mentalitasnya ya sebagai birokrat. Kalau lawyer punya mentalnya berbeda ya. Dia lebih fight di meja hijau. Nah orang Biro Hukum bertarung di pengadilan saya pesimis," ujar Syarif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com