Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL dan Tukang Sapu Monas Demo Minta Ahok dan Kepala UP Monas Turun

Kompas.com - 26/05/2015, 14:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar ratusan pedagang kaki lima (PKL) serta tukang sapu di Monumen Nasional (Monas) melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota, Jakarta, Selasa (26/5/2015) siang ini. Aksi demo mereka digawangi oleh Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI).

Mereka memprotes kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mengadakan "Lenggang Jakarta" di Monas. Sebab, tak semua PKL ditampung di "Lenggang Jakarta". Mereka kecewa karena tidak mendapat kios di program yang dibiayai Rekso Group itu. 

"Kami kecewa atas keputusan Ahok (Basuki) yang semena-mena. Jangan singkirkan kami, PKL bukan koruptor BLBI, PKL bukan maling. Turunkan Ahok, tidak pantas jadi Gubernur," seru salah seorang orator sambil berteriak meminta Basuki keluar dari ruangannya untuk menemui mereka. 

Tak hanya itu, para pendemo juga meminta Kepala Unit Pengelola (UP) Monas Rini Hariani segera dipecat. Menurut para PKL itu, Rini tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Pantauan Kompas.com, ratusan PKL itu membawa spanduk dengan beragam tuntutan. Seperti "Jangan Gusur PKL Monas", "PKL Monas Bukan Koruptor", "PKL Bukan Pengedar Narkoba, Satpol PP Jangan Kejar-Kejar Kami", "Ahok Pulang Sana ke Belitung", "Ahok Bukan Pemimpin", dan lain-lain.

Tak hanya PKL, beberapa orang yang mengaku tukang sampah Monas juga ikut melakukan aksi unjuk rasa. Para tukang sampah yang kebanyakan ibu-ibu berteriak di atas mobil komando.

"Ahok, kami belum digaji tiga bulan. Mau makan apa anak-anak kami? Kami sudah kerja terus tapi belum digaji," teriak salah seorang wanita dengan nyaring.

Beberapa perwakilan pedagang pun ditemui oleh pejabat Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol), Kepala UP Monas Rini, dan pejabat Satpol PP DKI. Pada pukul 14.00, massa pindah ke gedung DPRD DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com